Selamat Pagi, aku mulai
memposting twitter di Sabtu (20/09/2012) pagi yang nampaknya sedang menggalau.
Langit seakan menyadari betapa harunya ketika usaha dan perjuangan selama
menempuh pendidikan di perguruan tinggi harus berakhir dengan sebuah perayaan
yang bernama Wisuda.
Wisuda? Ya, mengutip wikipedia.com pengertian Wisuda adalah
suatu proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas. Biasanya
prosesi wisuda diawali dengan prosesi masuknya rektor dan para pembantu rektor
dengan dekan-dekannya guna mewisuda para calon wisudawan/wati.
Nah, itu Wisuda semacam itu sudah lumrah terjadi
dan memang seperti itu. Ada yang berbeda saat aku datang melihat wisuda di
kampus IAIN Imam Bonjol Padang, Sumatra Barat. Mau tahu apa bedanya mari kita
bercerita. Hehee
Sebenarnya hari ini aku ada rapat bersama
kawan-kawan dari UKM Wawasan Proklamator (WP) tapi sengaja aku batalkan karena
ingin datang melihat teman-temanku yang di wisuda hari ini. “Teman yang baik itu adalah teman yang
datang saat dia Wisuda meskipun kita belum di Wisuda ..” twit aku sehari
sebelum hari Sabtu. Meski agak tasuruik liatnya tapi aku mencoba tersenyum
hehee..
Aku pergi bersama Ena , ia merupakan junior aku di kampus dan juga
di WP. Pukul 10.00 WIB lebih, jalanan seputaran Andalas –Sawahan padat lancar.
Aku menjemput ena ke Jati tepatnya di depan rumah sakit M. Jamil Padang.
Setelah itu aku goes tu IAIN.
Whiizzzz.. macet ! itu pandangan pertama waktu mau masuk ke kampus
IAIN, sumpah lah I hate Macet. Sudah menjadi hal yang lumrah jika
acara Wisuda itu pasti macet. Dengan sabar aku melaju memasuki kerumunan
manusia-manusia yang sedang berbahagia.
Betapa tidaknya kakak/adik/keponakan/cucu/anak/pacar
atau apa lah bisa mencicipi nikmatnya menggunakan jubah hitam pelus topi yang
terdapat untaian talinya atau singkatnya memakai Toga. Inget Toga ini bukan
kepanjangan dari tanaman obat keluarga. (˘▿˘ʃƪ)
Aku cukup binggung juga mau diparkirkan di mana itu kendaraan
sementara lahan parkir sudah sesak bahkan pedagang dadakan pun meramaikan acara
yang dibilang skral ini. Akhirnya aku parkirkan motor ini di depan Student
Center atau semacam pusat kegiatan mahasiswa gitu.
Aku bertemu dengan Ridho Permana salah satu crew LPM Suara Kampus
(SK) tengah menjajakan dagangannya. Ia menjual pakaian bersama seorang wanita
yang bertugas mencatat setiap pejualan barang yang keluar. Mungkin itu pacarnya
ya hehe..
Kemudian aku bertemu dengna abang Andri El Faruqi (panggilan Aan),
senior dan mantan pimpinan umum LPM SK sekaligus koresponden Tempo Sumbar
bahkan yang terbaru ia sebagai owner Batik Zone. Abang Aan mengajak aku dan Ena
ke redaksi saja ketimbang bapaneh-paneh nunggu mereka yang di wisuda.
Semula aku kira cuaca hari ini akan hujan tapi rasanya tidak cukup
lah untuk menjemur pakaian. Sudah lama rasanya aku tidak mengunjungi redaksi
ini. Dari bawah terlihat di kaca menggantung koran-koran kayak jemuran aja.
Lantas aku berfikir, “hmmm..redaksi lagi dibersihin mungkin” dalam pikiranku.
Ternyata itu koran dibentuk sedemikian rupa meyerupai jubah wisuda
dan plus topi Toga –nya. Ini lah salah satu properti wajib ada dalam
Wisuda ala Koran yang
dilakukan oleh LPM Suara Kampus bagi senior-seniornya yang telah di wisuda. Aku
sebut saja Wisuda ala Koran karena para wisudawan itu akan dibalut dengan
bungkusan koran.
Di redaksi ada Ababil Gufron (panggilan babil tapi masih
labil dia nya hahaha) dan beberapa anggotanya yang tampangnya tak aku
kenal. Wisuda ala Koran ini memang menjadi tradisi di sini, menurut Nurhamsi
Deswila (panggilan Wila) saat berbincang-bincang di redaksi sembari transferan
foto-foto Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut di Sawahlunto bulan Maret 2012
lalu.
Lama menunggu akhirnya aku bisa juga melihat prosesi wisuda ala
koran ini. Para wisudawan akan disuruh mengenakan jubah koran dan topi oleh
para juniornya LPM SK kemudian mereka akan berbaris dan diarak menuju redaksi
di follow juga oleh juniornya.
Teman aku yangg wisuda itu abang Hen Hendra Payobadar
(S.Pd.I) ketua ASPEM Sumbar, Gita Jonelva (SH.I) wakil
pimpinan umum LPM SK, Mimi Doank (S.Pd.I)
sekretaris LPM SK, dan kk Fajriana Elfa (S.Pd.I) penurus LPM SK. Sebenarnya ada
10 orang yang wisuda dari anggot LPM SK namun yang aku kenal cuma empat saja
dan keempat-empatnya aku dan
Ena beri satu tangkai bunga plastik.
Sesampainya di redaksi mereka akan
melangsungkan prosesi wisuda untuk kedua kalinya. Acara
dimulai, pembawa acara membacakan kalimat pembuka dilanjutkan sambutan-sambutan
dari pimpinan umum LPM SK, pembina/alumni LPM SK.
Isinya tidak lain ucapan selamat telah
menggugurkan statusnya sebagai mahasiswa dan ini merupakan langkah awal untuk
meraih masa depan. Beuuhh..agak terharu ketika Babil dan abang Aan kasih
sambutan masa aku dan Ena disembut tamu undangan hahaaa...
Acara selanjutnya ucap MC, pemindahan
tali toga dan pemberian piagam penghargaan. Nah, prosesi inilah yang bisa aku
simpulkan sebagai Wisuda ala Koran. Seperti biasa akhir acara selalu ada
petikan-petikan gambar sebagai kenang-kenangan. Meski trasdisi yang
menahun, Wisuda ala Koran merupakan wujud rasa kekeluargaan dan cinta
kasih selama bersama-sama di LPM SK. Unik bukan !!
Selamat Wisuda, Selamat menempuh kehidupan dan status baru, kawan !! Hen Hendra Payobadar, Gita Jonelva, Mimi Doank dan Fajriana Elfa
[Catatan Akhir MahaTsisiwa - CaMaT]
—————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
Salam Bayu,, Apa kabar? dimana sekarang?
ReplyDeleteAh sedang iseng,,,, ngeliat ini,,, jadi ingat ada jejak mimpi yang lupa kutempuh kembali,,, dimanapun dirimu,,, semoga selalu dirahmati Allah,,,
Hai Wila, sempat ubay lupa ini siapa ya, soalnya tidak terlihat wajahnya. hehehe
ReplyDeleteAlhmdulilllah baik baik saja, kamu sendiri gmn?
sekarang masih di Padang, kamu?
apa aktivitas mu saat ini?