Sabtu malam itu hujan mengguyur tempat perkemahan
kami dan mengakibatkan bagian bawah
tenda barak tersebut kebanjiran. Setelah cukup reda, kami sebagai senior saat
itu menyuruh para juniornya untuk membersihakan terpal yang menjadi alas tenda
barak.
Maman menyuruh Nanda juniornya angktan 2012 untuk
mengelap terpal dengan harapan bisa nantinya bisa kering itu terpal. Usai
menyuruh maman pergi ke tempat seksi konsumsi, namun sebelum sampai ke sana.
Tiba tiba terdengar suara dari tempat junior aku itu yang sedang membersihkan
terpal.
begitulah ucap salah seorang junior ku, Umam. Ketika itu,
aku bersama Rina sedang duduk dekat tumpukan tas-tas dekat tempat seksi
konsumsi. Dari suara yang cukup keras tersebut membuat maman naik pitam,
pasalanya suara bernada perintah tersebut dikiranya ditujukan untuk maman.
Maman kala itu marah sambil mengucap entah berantah
dengan bahasa minangnya hahaaa..
“Oy kalian ndak stek alahnyo yo, nak sopan nyuruh-nyuruh
senior !!” ujarnya bernada marah.
Beuh.. sontak aku
dan Rina hanya tertawa-tawa saja melihat maman yang sedang emosi itu.
“Wah, mati kalian kenak marah tu ma Maman” ujarku kepada
tante.
Dengan lantang dan keras Rina angkat suara. “Kalian ndak
stek alahnyo yo ma senior !!” ujarnya persis seperti yang maman lontarkan.
Kemudian maman menanyakan pada juniornya itu. “Kalian mau dibuekan kopi??” tanya maman.
Lantas juniornya menjawab “Indak bg”
“Kalo nio kecekaan see !” ucap Maman.
“Jadi, klo kalian minta kami buek an kopi untuk kalian” ujar Maman.
Maman bergegas ke tempat seksi konsumis lalu menyuh
anak-anak konsumsi buatkan kopi untuk juniora aku itu. Karena air panas belum
ada jadi tanpa berpikir panjang lagi aku langsung aja memberikan teh hangat
yang sedang aku pegang untuk dijadikan kopi.
Ya, namanya juga minuman yang diseduh pasti airnya air
putih berwarna jernih, namun kali ini berbeda. Aku ganti air putih tersebut
dengan air teh, kemudian Rina menuangkan kalo tidak salah tiga sendok makan
kopi ke dalam gelas yang berisi air teh tersebut.
Kemudian, aku, maman, rina berinisatif untuk memberikan
garam sebagai pengganti gula dan hitung hitung pelajaran buat juniorku agar
berhati-hati dalam berucap dan bersikap kepada yang lebih tua, hahahaaa..
Dengan perlahan Rina memasukan garam ke dalam air teh
kopi itu sesendok demi sesendok. Setiap
sendokan garam yang telah bercampur dengan kopi aku cicipi hingga tiga kali
sendokan dan tiga kali pula aku menyicipi kopi buatan senior ini.
Kemudian karena aku rasa ini kopi udah cukup, maka Rina memanggil
Maman dan memberikan kopi nin. Maman kemudian memanggil para juniornay dan
menyuruhnya baris tiga shaf.
“Nah, ini kan kalian yang minta kopi kampi buatkan kopi
ini buat kalian,“ ujarnya.
“Gimana enggak baik nih senior tu,” tambah maman.
Kopi Da’jeng adalah kopi yang dibuat oleh salah seorang
pedagang (atau dalam bahasa minangnya pemilik kadai) yang berada di dekat
Kampus III Univeristas Bung Hatta.
Kejadian ini terjadi saat melakasanakan kegiatan WKMTK
(Wahana Kreatifitas Mahasiswa Teknik Kimia) ke-12 yang diadakan oleh Himpunan
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Universitas Bung Hatta di Sijunjung pada tanggal
15-18 November 2013.
Mungkin bagi mereka yang tahu akan tertawa terbahak-bahak
melihat eksperesi orang-orang yang minum kopi ini dan hingga saat ini bila
berbicara Kopi Da’jeng ini pasti mereka yang tahu dan merasakannya enggan lagi
mencoba kenikmatan kopi yang cuman ada satu-satunya di dunia ini.
—————————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.
Traveling ■ Explore ■ Journalism ■ Photograph ■ Writer ■ Share ■ Inspire
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment