Rindu malam. Ya ini sebuah nama tempat makan kaki lima yang
berada di seputaran Siteba, Kota Padang tepatnya dekat jembatan Siteba. Tempat
makan ini bernama Nasi Goreng Rindu Malam yang menyediakan tentunya nasi
goreng, selain itu ada mie rebus, bihun, kwetiaw.
Suatu malam, adikku Febri Mai Yulis Sandra mengajakku makan
malam. Ia mengajak makan nasi goreng dan di lokasi ini lah aku dipertemukan
dengan nasi goreng yang berbeda dari yang lainnya sebab pembuat dan perciknya
bukan lah orang minang tapi orang jawa.
Sebelum berbicara tentang nasi gorengnya, ku ceritakan
sedikit dulu soal adikku ini, ya Febri ini merupakan juniorku di jurusan Teknik
Kimia Unversitas Bung Hatta angkatan 2012. Dia angkatan baru. Pastinya kenalnya saat kuliah namun ku dekat
dengan dia sejak abis KBM tepatnya saat membantu dia pindah mengontrak di Surau
Gadang Siteba. Jika diceritakan akan panjang, pokoknya berawal dari sana lah.
Memang aku tidak suka dengan pengunaan kata-kata junior pada
mereka yang angkatannya jauh di bawah aku. Aku lebih senang memanggil mereka
dengan adik, sebab secara emosional akan berbeda antara memanggil adik dan
junior. Hehe
Jika memangil adik hubungannya seperti persaudaraan, dan
bila junior kesannya senioritas itu sangat harus dipuja-puja. Itu sering ku
katakan pada mereka. Nah akan tetapi karena ku dekat sekali dengan Febri. Dia bukan
saja ku anggap sebagai adik di kampus saja tetapi sudah layaknya saudara
sendiri meski kita bukan saudara sedarah.
Lanjut berbicara seputar nasi goreng rindu malam. Terdapat
perbedaan rasa. Tentunya nasgor yang dibuat oleh tangan orang minang lebih
mennjolkan rasa pedasnya dan warna nasigorngnya lebih merah ketimbang yang satu
ini lebih pucat. Ya itu menurut ku.
Memang brother ku ini pandai mencari tempat makan yang enak.
Ia menemukannya tidak sengaja ketika ia sedang lapar dan ia memilih untuk
membeli makanan di rindu malam ini. Sesuai
namanya, tempat makan ini membuat ku rindu pada momen-momen ketika makan
bermana adik yang suka galau ini.
Dari segi porsi, tumpukan nasinya lumayan lah bagi mahasiswa
yang sedang lapar. Harganya pun terjangkau untuk nasi gorengnya Rp 10 ribu per
porsinya. Jika dilihat dari kunjungan orang yang membelinya memang banyak yang
beli dari semua kalangan baik itu mahasiswa maupun masyarakat biasa.
Masalah tampilan, nasi goreng rindu malam ini berwarna
coklat muda tapi agak pucat. Terdapat swiran daging ayam, ada sawi dan kolnya
sebagai tambahan sayuran dan tampilan biar menarik. Kemudian ada juga acar yang
terdari mentimun, bawang merah, wortel yang dipotong dadu dengan ukuran yang
kecil. Telurnya memang cukup tipis dan kering. Aku kurang suka dengan tipe
telur seperti ini hehe
Uniknya dari tempat makan ini, dengan sepuasnya bisa
mengambil kerupak jika kita makan langsung di lokasi. Tahu sekali bahwa aku ini adalah
penggila kerupak. Memang mantaplah rindu malam ini.
Berbicara selera rasa biasanya aku memilih rasa standar yang
dimasak oleh kokinya. Namun untuk si brother terkadang memilih rasa yang agak
pedas walaupun akhirnya tidak ada rasa pedasnya. Malah rasanya standar saja. Entahlah
rasa pedas dari indra pengecap si koki seperti apa aku juga tidak tahu. Hhahahaha
Setiap makan disana pasti akan disuguhi musik jaman ku
kanak-kanak sebab di dekat nya ada lokasi tempat bermain anak-anak. Ya, musik
memang salah satu cara ampuh untuk menarik perhatian orang. Lampu-lampu
kedaraan yang terefleksi pada sungai menambah suasana yang romanti bila kita
makan bersama seseorang yang kita cintai. Hehe
Rindu malam menjadi tempat favoritku dan brotherku ketika
sedang lapar dan tentunya ini menjadi tempat untuk pemadam kelaparan. Seperti
di film Perahu Kertas. Kita makan biasanya jelang tengah malam sektiar jam
23.00-24.00 WIB. sebab jam-jam tersebut dia biasanya sedang lapar-laparnya dan
ngajak untuk makan.
Setiap kali makan ada saja yang menjadi bahan untuk
dicertiakan dari soal masalah pribadinya, keluarga dia, ceweknya, anak-anak di
kontrakan, kondisi kampus dan lainya. Intinya rindu malam memang menjadi tempat
untuk salaing berbagi cerita. Sambil makan sambil curhat juga.
Rindu malam memang selalu ku rindukan, nasi gorengnya hehe
—————————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.com. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.
Traveling ■ Explore ■ Journalism ■ Photograph ■ Writer ■ Share ■ Inspire
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment