Terkadang perjalanan panjang dapat mempertemukan kita dengan hal-hal yang baru dan menarik untuk ditelusuri. Menjelajah air terjun misalnya. Bila dilihat dari keberadaannya memerlukan tenaga dan semangat ekstra untuk bisa menjumpainya. Kota Padang masih menyimpan sejumlah air terjun yang pesonanya memikat para petualangan.
Sungai Bangek menjadi tempat penjelajahan kali ini. Tidak ada yang mengira dulu daerah ini tidak begitu dilirik oleh masyarakat di Kota Padang. Namun, kini sudah berkembang, terutama seiring dengan pembangunan kampus baru UIN Imam Bonjol. Daerah ini akan menjadi lokasi strategis dalam beberapa tahun mendatang.
Sungai Bangek secara
administrasi berada di kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota
Padang yang memiliki potensi alam yang luar biasa memikat. Meski berada jauh dari pusat kota, tapi menjadi salah satu pilihan bagi
masyarakat sekitar untuk wisata pemandian alam, karena memiliki sungai dengan lubuak
(kolam) yang asik untuk bermain air. Di sini juga menjadi tempat untuk bermain mobil
offroad dan motor trail.
Tidak banyak yang tahu keberadaan
air terjun di Sungai Bangek ini dan perjalanan kali ini telah mengantarkan saya
melihat keindahan air terjun tersebut. Namanya Air Terjun Lubuak Ngalauan atau Sarasah
Lubuak Rantiang. Saya sudah lama berniat untuk berkunjung ke tempat ini dan sudah meminta
jauh-jauh hari kepada Farhan (@farhan8096) untuk menjadi guide ketika menuju lokasinya.
Di minggu kedua bulan Februari 2017, saya dengan rombongan yang berjumlah 12 orang ini mulai penjelajahan. Saya berangkat bersama Tulus (@tulusmt), kemudian menuju lokasi meet point di warung Perumahan Jihat Persada II dekat rumah Farhan. Di sana sudah menunggu abang Anjes (@antonio_febryansyah_126), Putri (@adityayonevasaputri), Dian (@dianselistio) dan tiga orang teman lainnya.
Setelah lama menunggu, akhirnya kami berangkat dengan menggunakan motor. Sebelum ke lokasi, ternyata temannya Tulus ingin ikut yaitu Amel (@amelia.ar12) dan Imam (@imamf_m). Secara otomatis dia kembali lagi
ke jalan By Pass untuk menjemput kedua temannya.
Karena takut tidak tahu jalan dan lama tidak muncul, akihrnya saya dan abang Anjes pergi kembali menyusul Tulus dan bertemu dengan dia. Namun, dia tidak melihat kami, sebab motornya melaju dengan kencang. Akhirnya setelah dua kali bolak balik bertemu juga. Saat bersamaan datang abang Ade (@denica.fernando09) yang ikut juga dengan rombongan ini.
Akses jalannya ada yang sudah di aspal dan masih berbatuan. Ikuti saja jalan yang sudah ada dan rutenya menuju
kampus IAIN Imam Bonjol baru yang jalannya masih berbatu, kemudian belok ke
kiri dan turun menyusuri tepian sungai yang ada di sebalah kirinya.
Lewat Sungai dan Menembuh Hutan
Menuju titik awal perjalanan
tidak sulit, tinggal mengikuti jalan menuju tempat pemandian umum atau
pembibitan ikan. Hanya saja kondisi jalan masih berbatu. Akhirnya sampai di
lokasi tempat penitipan kendaraan di warung milik warga yang bernama Pondok
Subangek.
Yes, penjelajahan dimulai. Tidak
ada yang mudah untuk mencapai lokasi air terjun yang berada di pedalaman hutan
dan di perbukitan. Biasanya hanya dapat dilalui dengan treking. Kecuali Air
Terjun Lembah Anai yang berada di tepi jalan. Hehe
Dari warung tersebut kami
berjalan melintasi sungai, kemudian treking melawati perkebunan masyarakat dan
kembali menyeberang sungai. Diteruskan menyusuri badan sungai yang penuh
bebatuan. Aliran air tidak deras dan dalam. Matahari persis berada di atas
kepala. Begitu terik dan menyengat di kulit. Keringat bercucuran dan otomatis
kulit menjadi belang-belang, tapi kami masih semangat, karena parjalanan ini
masih panjang. Haha
Air terjun yang akan kami tuju ini adalah tingkat pertamanya. Kabarnya ada lebih dari empat air terjun yang ada. Kemungkinan bisa saja lebih. Tingkatan tertinggi terlihat jelas ketika awal perjalanan berada di puncak bukit yang kemiringannya cukup tajam.
Di tengah berjalanan kami
bertemu dengan dua rombongan yang memiliki misi yang sama untuk menuju air terjun. Satu
rombongan ternyata teman instagram saya yakni @ardiansyahmohammad dan @hidayadyad .
Kami memang belum pernah
bersua, hanya berinteraksi melalui media sosial saja dan di tempat ini kami
bertatap muka. Lagi-lagi karena Instagram bertemu rekan-rekan yang luar biasa. Rombongan
lainnya berupa keluarga besar yang sepertinya pergi piknik ke alam bebas. Luar biasa.
Lubuak Batu Kudo |
Usai menyusuri sungai, kami
masuk ke dalam hutan. Aksesnya sudah ada, hanya jalan setapak yang lebarnya
tidak lebih dari 50 cm. Selama perjalanan akan menaiki dan menuruni bukit
dengan jalur yang kiri kanannya penuh ilalang tinggi dan area hutan tropis yang
lembab.
Jalannya ada yang tanah kering dan basah. Setelah keluar dari hutan, kembali menyusuri
tepian sungai melewati bebatuan dan harus kembali menyeberang aliran sungai. Kepala arak rombongan, Farhan sudah
mengingatkan ketika jalan masuk ke hutan hati-hati dengan Pacet dan kemudian semua agak panik melihat kakinya masing-masing.
Ketika sampai di
Lubuak Batu Kudo saya mencoba memeriksa badan dan kaki mana tahu ada pacet yang
sedang mengisap darah saya. Ternyata benar, terpaksa saya mendonorkan darah
untuk satu pacet ini. Kaki ini masih terus melangkah
mengikuti jalur setapak yang ada. Sinar mentari kian terik. Tersadar kalau perut
ini belum diisi sedari pagi dan kini sedang berada di tengah hutan.
Ya, hanya
bisa bersabar dan meneguk air mineral saja, sebab tidak membawa bekal makanan. Modal
niat saja. Harus kuat sampai lokasi. Mana tahukan di sana ada Rumah Makan Padang.
Eh, Kalau dipikir mau cari makan ke mana di tengah hutan? Hahaha
Keindahan Air Terjun Lubuak Ngalauan.
Selama hampir 1 jam perjalanan telah dilalui, hingga akhirnya sampai di lokasi air terjun. Ini loh Air Terjun Lubuak Ngalauan, itu tertulis dari papan nama yang ada di dekatnya. Meski sebagian orang menyebut tempat ini Sarasah Lubuak Rantiang, tapi soal pemberian nama tidak ada yang tahu pasti. Semua orang tentu bebas berpersespi yang jelas papan nama tersebut sudah menjadi petanda sebagai nama lokasi air terjun ini.
Selama perjalanan disuguhkan pemandangan alam yang masih menawan, gemericik air sungai, nyanyian serangga hutan menjadi penghibur meski perut dalam keadaan lapar. Setidaknya dari awal hingga sampai di lokasi harus melewati 4 kali aliran sungai. Untung saja cuaca sangat cerah dan ketinggaan air tidak lebih dari paha orang dewasa sehingga tidak memerlukan perjuangan yang berat untuk melawatinya.
Salah satu lubuak (kolam) dekat air terjun |
Rasa letih ini terbayarkan,
ketika melihat deburan air yang jatuh dari ketinggian. Air
terjunnya luar biasa dingin dan jernih. Menyegarkan sekali, sangat asik untuk
bermain air, berenang atau yang suka tantangan bisa loncat dari ketinggian
(cliff jumping), karena memilik lubuak (kolam) yang luas sangat luas dan sangat
dalam sekali.
Di sana ada pembatas antara area yang
dalam dan sedang mengunakan rotan yang membentang panjang di sekitar kolamnya. Hati-hati
bebatuan di sini sangat licin. Kali ini saya tidak bermain air, hanya menikmati
keindahannya saja.
Bagaimana pun juga menjelajah
ke air terjun itu harus basah-basah. Seperti yang dialami Tulus. Belum siap
untuk bermain air, dia sudah terpeleset dan basah semuanya. Banyak cerita
menarik yang tidak bisa sepenuhnya saya ceritakan di sini. Tentunya sangat seru dan menjadi pengalaman yang berharga telah diberi kesempatan ke tempat secantik ini.
Sepintas tempat ini layaknya
Air terjun Nyarai Lubuk Alung yang berwarna hijau lumut dan hijau tosca,
tergantung kondisi cahaya di sekitarnya. Terdapat dua tingkat aliran air jatuhnya yang
ketinggiannya lebih dari 6 meter, berpagar batuan granit besar.
Tempat ini tentunya masih asri
dan berada di dalam hutan. Kata Tulus mah, hutannya melontarkan aroma sejuk. Namun,
masih saja ada pengunjung yang membuang sampah plastik sembarangan dan tidak
terelakan aksi vandalisme pada bebatuan di sekitar air terjun yang tentunya merusak keindahan.
Menikmati keindahan alam memang
tidak akan pernah ada puasnya. Namun, mengingat perjalanan pulang yang cukup
panjang dan waktu kian sore, akhirnya jelajah nagari awak kali ini usai. Kami semua
menepi dari aliran sungai dan berjalan kembali pulang dengan rute yang sama. Perjalanan hari ini memang luar biasa. Alam mengajarkan
banyak hal dan mempertemukan kita dengan siapa saja. Itu patut disyukuri.
Menariknya sepanjang aliran
sungai dekat tempat menitipkan motor sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat, terutama sore hari. Ada yang sekedar mandi-mandi, belajar renang, mencuci kendaraan atau tikar di
rumah hingga tempat berendam kerbau. Wisata murah meriah dan menyenangkan.
Air terjun Lubuak Ngalau ini begitu
memikat. Wajar, bagi penikmat alam akan mencoba mengunjunginya dan melihat
secara langsung keindahannya, karena keberadaannya yang masih tersembunyi dan
berpotensi dikembangkan menjadi destinasi alam dengan minat khusus. Yuk terus jelajah nagari awak.
Aktivitas saat di Air Terjun Lubuak Ngalau Sungai Bangek
Putri dan Dian yang meikmati suasana air terjun |
Amel sedang bergaya di dalam kolam |
Tulus sedang mengabadikan dirinya berlatarkan keindahan air terjun Lubuak Ngaluan |
Pose andalan saya ketika menjelajah ke alam dengan tampak belakang |
Imam sedang bersantai mengunakan pelampung yang berasal dari ban bekas |
Tim Jelajah NagariAwak edisi air terjun Lubuak Ngalauan |
Lokasi dalam Google Maps:
**semua foto ini merupakan koleksi pribadi
**semua foto ini merupakan koleksi pribadi
————————————————————————————————————————————————————
Bayu Haryanto – biasa disapa Ubay. Penikmat senja yang bermimpi untuk explore Indonesia dengan tagline #JajahNagariAwak. Pemotret yang suka dipotret. Perngkai kata dalam blog kidalnarsis.blogspot.co.id. Jejaring sosial Twitter @beyubay dan Instagram @beyubaystory.
Traveling ■ Explore ■ Journalism ■ Photograph ■ Writer ■ Share ■ Inspire
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
Top
ReplyDeleteHehehe makasih om tulus. Yuk jelajah nagari awak lagi
DeleteMemang lebih asyik saat menjelajah ke lokasi baru.. perjalanan yang sulit justru lebih mengesankan apalagi menemukan tempat baru yang belum banyak dikenal..
ReplyDeleteBetul sekali mas. Pengalaman yang luar biasa dalam menikmati keindahan alam.
Delete