Kota
Padang memilik kawasan heritage yang dikenal dengan Padang Lama atau Kota Tua
Padang. Terdapat sekitar 74 bangunan cagar budaya yang telah terdata dimiliki Kota Padang. Meski sebenarnya masih banyak lagi dan ada yang dihapuskan karena sudah hilang. Sebagian
di antaranya dalam kondisi yang tidak terjaga. Terutama pasca gempa 30 September
2009 lalu membuat banyak bangunan di Kawasan Kota Tua Padang mengalami banyak
kerusakan, bahkan dengan terpaksa dihancurkan.
Upaya pelestarian banguan heritage sudah dilakukan. Namun, terkait regulasi dan kepemilikan menjadi problema tersendiri dalam menghidupkan kembali kawasan Kota Tua Padang yang memiliki sejarah panjang dan titik mula dalam lahirnya Kota Padang.
Dari
segi usia kota Padang sudah lebih 340 tahun. Sudah tua dan sudah banyak kisah
yang turun temurun telah dibagikan pada tiap sudut kehidupannya. Jejaknya masih
dapat terlihat saat ini. Puluhan banguan tua pun masih menghiasi. Namun, tidak
banyak yang menaruh hati untuk mengenalnya lebih dekat. Padahal Kota Padang ini
yang pernah jaya di abad ke-18 hingga abad ke-19 sebagai kota metropolitan terbesar di Sumatra.
Padang
Heritage lahir untuk menjadi wadah dalam mengenal lebih dekat cagar budaya di
Kota Padang serta menumbuhkan semangat dan kepedulian untuk pelestarian
heritage terutama banguan tua di Kota Padang. Artinya Padang Heritage
ini menjadi komunitas bagi pencinta cagar budaya di Kota Padang yang telah berdiri sejak 22 Maret 2016 lalu. Namun, karena ada sesuatu dan lain halnya baru mulai aktif pada 5 Januari 2017 dengan posting di Instagram @padangheritage.
Padang Heritage digagas oleh saya, Bayu Haryanto yang bisa disapa Ubay. Latar belakangnya sederhana, karena tertarik dengan foto bangunan tua. Rugi rasanya bila tidak mengabadikan dan apalagi menulisnya. Literatur yang mengulik tentang Kota Tua Padang tidak banyak, begitu juga yang mengkajinya untuk menjadi objek penelitiannya. Setidaknya melalui tulisan dan foto dalam blog saya ini dapat menjadi sedikit referensi seputar Kota Tua Padang.
Lahirnya Padang Heritage ini terkait juga dengan perhatian dan tidak banyak masyarakat terutama bagi generasi muda yang menyukai hal-hal yang sifatnya kekunoan. Mulai dari sejarahnya, bangunannya hingga yang lebih kompleks lagi kehidupan masyarakat dalam lintas generasinya.
Awalnya saya masih sendiri memperkenalkan Padang Heritage di akun Instagram pribadi dengan memberi tagar #padangheritage. Kemudian pada 8 Januari 2017, Padang Heritage menggelar pertemuan pertama yang bernama Padang Heritage Walk pertama mengadakan kegiatan bertajuk jalan-jalan ke Kota Tua Padang.
Dalam kegiatan berkeliling tersebut dihadiri Dr. Ir. Eko Alvares, Z, MSA peneliti arsitektur Minangkabau dari Pusat Studi Konservasi Arsitektur (Pusaka) Universitas Bung Hatta dan rekan-rekan pencinta heritage yang ikut yakni Haristyawan Adelto, Ahadita Meindra Widyata dan Aditya Mahendra Dion Wijaya.
Perjalanan ini dimulai dari jalan Kelenteng, kemudian tembus ke jalan Batang Arau masuk kembali ke jalan Kelenteng. Diteruskan ke Pasar Borong, Pasar Batipuh dan kembali ke jalan Kelenteng. Selama keliling Bapak Eko banyak bercerita mengenai bangunan kuno hingga awal mula pusat kota Padang tempo dulu.
"Ke Kota Tua Padang tidak hanya mencari objek fotografi saja. Namun, dibalik objek itu terdapat hal menarik yang dapat digali dan diceritakan. Memang tidak banyak anak muda yang menyukai kota tua, tapi tidak gaul kalo tidak tahu kota tua," pesannya.
Baca: Kota Tua Padang Kisah Lampau dari Hangatnya Keberagaman dan Harapan
Lahirnya Padang Heritage ini terkait juga dengan perhatian dan tidak banyak masyarakat terutama bagi generasi muda yang menyukai hal-hal yang sifatnya kekunoan. Mulai dari sejarahnya, bangunannya hingga yang lebih kompleks lagi kehidupan masyarakat dalam lintas generasinya.
Padang Heritage Walk I bersama Dr. Eko Alvares Z MSA di Kota Tua Padang pada 8 Januari 2017 |
Dalam kegiatan berkeliling tersebut dihadiri Dr. Ir. Eko Alvares, Z, MSA peneliti arsitektur Minangkabau dari Pusat Studi Konservasi Arsitektur (Pusaka) Universitas Bung Hatta dan rekan-rekan pencinta heritage yang ikut yakni Haristyawan Adelto, Ahadita Meindra Widyata dan Aditya Mahendra Dion Wijaya.
Perjalanan ini dimulai dari jalan Kelenteng, kemudian tembus ke jalan Batang Arau masuk kembali ke jalan Kelenteng. Diteruskan ke Pasar Borong, Pasar Batipuh dan kembali ke jalan Kelenteng. Selama keliling Bapak Eko banyak bercerita mengenai bangunan kuno hingga awal mula pusat kota Padang tempo dulu.
"Ke Kota Tua Padang tidak hanya mencari objek fotografi saja. Namun, dibalik objek itu terdapat hal menarik yang dapat digali dan diceritakan. Memang tidak banyak anak muda yang menyukai kota tua, tapi tidak gaul kalo tidak tahu kota tua," pesannya.
Baca: Kota Tua Padang Kisah Lampau dari Hangatnya Keberagaman dan Harapan
Kemudian untuk pada 21 Januari 2017, Padang Heritage telah mengadakan Padang Heritage Walk II bertajuk Jelajah Jalan Batang Arau Kota Tua Padang yang diikuti oleh saya, Haristyawan Adelto, dan Pathase Dame Hidema Lee.
Dalam kegiatan ini kita berkeliling dan mendokumentasikan bangunan cagar budaya di seputaran Jalan Batang Arau yang memiliki sederet bangunan peninggalan kolonial. Dulu kawasan ini merupakan pusat pemerintahan dan perniagaan hal ini ditandai dengan adanya gudang dan kantor dagang.
Terdapat lebih dari 18 bangunan cagar budaya di kawasan Batang Arau. Umumnya digunakan sebagai gudang dan ada yang hancur akibat gempa 30 September 2009 lalu. Sebagian ada yang terkelola dengan baik dijadikan museum, cafe, bank dan sisanya kurang terawat.
Terlihat juga jejak rel kereta api di sekitaran Pelabuhan Muaro yang dulu digunakan untuk bongkar muat barang. Selain itu, bangunan yang berada persis di tepi sungai Batang Arau memiliki dua pintu, satu menghadap sungai dan jalan.
Padang Heritage juga mendapat kesempatan untuk dipublikasikan profil dan aktivitas kegiatannya oleh Harian Padang Ekspres yang terbit 20 Januari 2017.
Memang, saat ini bentuk kegiatannya berbasis postingan melalui Instagram Padang Heritage dan kegiatan berupa Padang Heritage Walk yang dapat diikuti oleh anggotanya. Impian Padang Heritage ini dapat berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan instansi lainnya untuk menggelar pameran dan seminar serta mendorong pemerintah kota membuat museum khusus sejarah Kota Padang yang sampai saat ini belum ada. Meski ada Galeri Arsip Statis Padang yang bisa dikatakan museum mininya Kota Padang.
Padang Heritage Walk ini merupakan perpaduan dari wisata dan edukasi yang akan membahas tema yang berbeda tiap edisinya. Tiap kegiatannya akan menjelajah beberapa kawasan heritage di Kota Padang. Formatnya sederhana, sembari jalan-jalan sembari belajar. Mendata, mendokumetasikan dan bercerita. Semuanya menjadi paket lengkap wisata heritage di Kota Padang.
Padang
Heritage membuka diri bagi siapa saja yang memiliki keterkaitan terhadap dunia
sejarah, banguan tua dan wasisan budaya lainnya di Kota Padang. Kami percaya dengan hadirnya
Padang Heritage ini dapat menjadi media informasi, sarana edukasi dan gerakan
pelesatarian warisan cagar budaya di Kota Padang.
Ingin bergabung? Silahkan follow @padangheritage dan layangkan pesan pribadi ke akun tersebut. Kemudian isi formulir online pendaftaran anggota http://bit.ly/padangheritage dan kami akan masukan kedalam grup WhatsApp sebagai media untuk berkomunikasi antar anggota.
Mari mengenal lebih dekat Kota Tua Padang. Karena menjelajah tak melulu ke alam. Yuk jelajah Kota Tua Padang bersama Padang Heritage.
Cerita kegiatan Padang Heritage Walk:
2. Jelajah Kota Tua Padang Bersama Padang Heritage
3. Meneropong Kota Tua Padang Melalui Padang Heritage
4 Mau Wisata Kota Tua di Padang? Yuk Ikuti Padang Heritage
5.Telusuri Kawasan Tiongkok Bersama Padang Heritage
Daftar bangunan Cagar Budaya Kota Padang
3. Meneropong Kota Tua Padang Melalui Padang Heritage
4 Mau Wisata Kota Tua di Padang? Yuk Ikuti Padang Heritage
5.Telusuri Kawasan Tiongkok Bersama Padang Heritage
Daftar bangunan Cagar Budaya Kota Padang
**Gambar bersumber dari sketsa Kota Tua Padang dari situs lionmag.net.
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
Bangunan tuanya emang masih gagah-gagah ya sayang banget kalau gak direstorasi... tapi restorasi emang bukan cuma masalah bangunan tapi juga lingkungan dan tata ruang di dalemnya biar bener2 mendukung
ReplyDeleteBetul mas, tpi ini masalahnya regulasi dan kebijakan saja serta sokongan segala pihak untuk serius dalam membangkiktkan lagi kawasan kota tua
Deletewaaah asik nih itu heritage walk bisa diadain setiap bulan gitu, buat wisatawan yg suka sejarah pasti seru
ReplyDeleteIa mas. Rencanya seperti itu tiap weekend keliling kota tua. Meski belum dikelola dengan baik spt dikota besar lainnya. Saya percaya kedepannya kota tua padang bisa terjaga dan lebih indah lagi. yuk main-main ke padang mas hehe
Deletemending di kelola secara komunitas deh mas. malah kelanjutannya ada. spt di solo atau semarang. btw padang adakah komunitas pecintas sejarah dan heritage?
DeleteAda ini Padang Heritage yang saya buat. hehehe
DeleteBetul mas. Itu harapnnya. Semoga siring berjalannya waktu bisa terwujud.
Saat ini masih tahap sosialisasi dan mengajak para pencinta heritage untuk bergabung.
kalo aku si kurang begitu tertarik sama hal2 yang berbau sejarah hehe
ReplyDeleteHehe ya itu kan tergantung pribadi masing2 mbak.
DeleteMantap mas...
ReplyDeleteFollback www.mangandosetiawan.com
Makasih mas. Oke mas
DeleteMasih banyak bangunan tua dikawasan itu yg masih belum ditampilkan,terutama di area pasa gadang,pasa batipuh pulau air,ada kelenteng stasiun pulau air,rumah bulek dan banyak lagi, tolong ditampilkan juga, trims.
ReplyDeletebeberapa tulisan sudah diceritakan pak. Untuk edisi pasa-pas belom.
Deletekelenteng dan stasiun pulau air sudah dceritakan bisa dibaca pada postingan sebelumnya pak.
Masih banyak bangunan tua dikawasan itu yg masih belum ditampilkan,terutama di area pasa gadang,pasa batipuh pulau air,ada kelenteng stasiun pulau air,rumah bulek dan banyak lagi, tolong ditampilkan juga, trims.
ReplyDeletebeberapa tulisan sudah diceritakan pak. Untuk edisi pasa-pas belom.
ReplyDeletekelenteng dan stasiun pulau air sudah dceritakan bisa dibaca pada postingan sebelumnya pak.
Semoga tempatnya ditata lagi. Misalnya seperti di foto banyak kabel-kabel yang menurut saya ganggu. Dinas pariwsata kudu turun tangan, nih...
ReplyDeleteBetul pak perlu sinergitas untuk bersama2 dalam menata kembali kota tua Padang pak.
DeleteWisata seperti ini punya segmen sendiri. Kita nggak sekedar foto dan bersenang-senang namun juga mendapatkan informasi berkaitan dengan sejarah
ReplyDeleteBetul sekali mas, meski tidak banyak peminatny, tapi wisata sejarah ini memiliki sensasi tersendiri
DeleteSudut2 Bangunan tua nampaknya hampir ada di setiap kota yah, sayangnya hanya sedikit kota yg mau melestarikannya, hmmm
ReplyDeleteBetul sekali tiap kota punya sejarah tersendiri. Mungkin terkait itu masalah regulasi dan kepemilikan gedung-gedungnya.
DeleteSemoga banguan cagar budaya ini dapat dipercantik. Aamiin
Ancak bana ko ha dapek bajojang kasiko.
ReplyDeleteMaksih uda udah singgah. Jangan lupa ikuti kegiatan Padang Heritang Walknya. Mohon dukungan dan supportnya y. Mokasih sekali lagi
Delete