Kota Padang merupakan pintu masuk kunjungan para wisatawan ke Sumatra Barat dan menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu liburan. Terdapat sejumlah destinasi dan event wisata menarik yang dapat dikunjungi. Wajar dunk kota ini dapat dinobatkan surganya wisata.
Nah, bagi yang sedang atau merencanakan liburan singkat ke Kota Padang, berikut ini rekomendasi objek wisata yang dapat dijelajahi selama 48 jam. Walau sebentar, tapi bisa berkesan loh.
Misalnya, ketika baru mendarat ke dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) atau usai beraktivitas dalam sepekan ini bisa langsung pergi ke Pantai Pasie Jambak yang terletak di Kelurahan Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tengah, Kota Padang. Dari pusat kota sekitar 30 menit atau dari BIM sekitar 9 km.
Pantai Pasie Jambak memiliki topografi alam yang landai dengan garis pantai yang luas, berpasir padat dan berwarna kecoklatan. Ditumbuhin pepohonan pelindung berupa kelapa dan pinus jarum yang asri, cukup bersih dan sepi. Tidak disarankan untuk bermain dan mandi di pantai karena ombaknya cukup aktif.
Nah, wajar jika pantai ini cocok yang ini mencari kedamaian sembari menikmati keindahan pantai bersama semilir angin, deburan ombak, dan ditemani dengan es kelapa muda yang menyegarkan.
Lapar? Tidak masalah di sekitaran sini juga terdapat rumah makan yang menyediakan kuliner seafood seperti gulai kepalo ikan, gulai cumi dan udang. Tidak lupa juga singgah ke penangkaran penyu Kelompok Jambak Seaturtle Camp yang digagas oleh Pati Hariyose untuk wisata edukasi hewan langka ini. Asik kan?
2. Melihat kawasan Agrowisata Lubuk Minturun
(09.00-11.00 WIB)
Dari Pantai Pasie
Jambak dilanjutkan bermain air ke Lubuak Minturun. Daerah ini yang merupakan
kawasan agrowisata dan pemandian alam yang berlokasi di Kelurahan Koto Tangah,
Kota Padang. Sekitar 40 menit dari pusat kota atau dari BIM kira-kira 40 menit
juga.
Lubuk Minturun
sudah lama dikenal sebagai tempat pemandian alam yang memanfaatkan aliran
sungai Batang Kandis yang memiliki air yang jernih dan menyegarkan. Bahkan dulunya
menjadi tempat mandi para pejabat pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Tempatnya
bernama Lori. Kini pemandian ini menjadi salah satu destinasi wisata
keluarga yang banyak dikunjungi terutama
ketika memasuki bulan Ramadan untuk prosesi Balimau.
Masjid Nur Zikrullah |
Selain Pemandian
Lori, ada juga pemandian alam lainnya seperti Pemandian ABG, Pemandian Alam Aie
Dingin serta terdapat sejumlah wisata berpetualang lainnya, ada Pincuran 7 dan
Ngungun Saok. Tidak jauh juga terdapat Mekah Mini di Kota Padang, Tempatnya di
Masjid Nur Zikrullah yang dapat menjadi pilihan
untuk berwisata religi yang dapat dikunjungi bila ke Kota Padang. Untuk
bisa menikmati suasana Miniatur Mekah ini, pengunujung dapat biaya masuk Rp. 5
ribu. Bagaimana tertarik?
3. Mencari Makan Siang dan Menengok Megahnya Masjid Raya Sumatera Barat
(11.40-13.00 WIB)
Dari Lubuk Minturun meluncur
ke pusat kota untuk mencari makan siang bisa singgah ke RM Lamun Ombak, RM Pauh Piaman atau RM
Sederhana serta tempat makan lainnya. Kemudian dilanjutkan istirahat sejenak sembari menunggu waktu salat Zuhur
di Masjid Raya Sumatera Barat. Lokasinya stategis persis dipersimpangan antara jalan Khatib Sulaiman dan jalan
Jalan KH. Ahmad Dahlan, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.
Masjid Raya Sumatera Barat
merupakan salah satu masjid terunik di dunia yang memiliki bentuk modernisasi
arsitektur Minangkabau. Masjid Raya Sumatera Barat ini juga dirancang mampu
menahan goyangan gempa hingga 10 SR dan sebagai shelter lokasi evakuasi bila
terjadi Tsunami. Peletakan batu pertama masjid ini dilakukan pada 21 Desember
2007 hingga saat ini masih dalam proses perampungan meski sudah dapat
digunakan untuk beribadah.
Interior dan penampakan dalam Masjid Raya Sumatera Barat |
Masjid ini selalu ramai
dikunjungi oleh para wisatawan dari berbagai daerah dalam maupun luar negeri.
Nah, saat pertama mengijakkan kaki ke Kota Padang dapat beribadah sembari wisata religi dan
mengabadikan gambar di masjid kebanggaan masyarakat Minangkabau ini.
4. Melihat Pesona Alam dari Jembatan Siti Nurbaya, Baik Siang dan Malam (13.10-13.40 WIB)
Panorama perbukitan, sungai Batang Arau dan Kota Tua Padang dari Jembatan Siti Nurbaya |
Dari Masjid Raya Sumatera Barat meluncur
lagi ke daerah muaro, untuk melihat keindahan alam dari Jembatan Siti Nurbaya yang
dapat dinikmati segala waktu. Pagi hari
bisa melihat sunrise, senja dapat melihat sunset dan malam dapat menikmati
kelap kelip lampu rumah penduduk di sekitar bukit Gado-Gado.
Jembatan
ini dibangun sejak tahun 1995, membentang sepanjang 156 meter dan dengan
lebar jembatan 8 meter ini dilengkapi juga dengan trotoar dan dihiasi oleh
puluhan lampu-lampu yang menyerupai bentuk gonjong yang menjadi identitas
aristektur Minangkabau.
Jembatan
ikonik ini kini menjadi salah satu tempat kongkow dan kuliner favorit di Kota
Padang. Sedari sore hingga tengah malam di atas jembatan ini akan ramai
dijumpai penjual jagung dan pisang bakar yang memadati tepian jembatan. Jajanan
khas ini wajib dicicipi bersama es kelapa muda atau minuman teh yang dibotol
lainnya.
Suasana kala malam dari Jembatan Siti Nurbaya |
Percaya deh, jembatan ini selalu membuat rindu, baik alamnya dan kulinernya. So, bila berlibur ke Kota Padang singgah ke jembatan ini menjadi hal yang tidak boleh dilewatkan.
5. Treking ke Gunung Padang Untuk Kunjungi “Sitti Nurbaya” (13.50-15.00 WIB)
Dari jembatan Siti Nurbaya
dapat diteruskan untuk tracking ke Gunuang Padang mengunjungi “Sitti Nurbaya”
yang kesohor itu. Gunuang Padang menjadi ikon bagi Kota Padang, sebab telah
melekat pada lambang administrasi kota ini. Terletak di Kelurahan Kampung
Seberang Pabayang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Untuk bisa masuk harus membayar tiket, Rp.5 ribu
(dewasan) dan Rp.2 ribu (anak-anak) serta parkir motor Rp. 3ribu.
Gunuang Padang bukan sembarang
gunung, meski sebuah bukit yang ketinggiannya kira-kira 400 mdpl ini ternyata
memiliki banyak cerita dan objek wisata yang patut dijelajahi. Dengan ‘mendaki’
331 anak tangga (hasil perhitungan saya dan teman kala itu), pengunjung bisa menemukan
makam yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai tempat isturahat terakhirnya
Sitti Nurbaya.
Panorama lautan dan pulau-pulau dari Taman Siti Nurbaya |
Puncak gunung ini juga menjadi
saksi atas perjuangan cinta mereka dengan nama Taman Siti Nurbaya dengan
landskap Kota Padang dan lautan yang luar biasa indahnya. Bahkan di Gunuang
Padang akan ditemui beberapa benteng dan bunker yang merupakan situs
peninggalan zaman kependudukan Jepang. Kita bisa juga melihat suasana
perkampungan nelayan hingga nikmatnya memancing. Siapa tahu bisa ketemu jodoh
di tempat ini. Hehe
6. Jelajah Kota Tua Padang dan Salat Ashar di Masjid Muhammadan (15.10-16.30 WIB)
Gedung Geo Wehry and Co Bangunan Tua Tercantik di Kota Tua Padang |
Usai turun gunung langsung deh
jelajah kota tua, untuk melihat peninggalan sejarah dari sisa-sia perkembangan Kota
Padang. Nuansa nostagia akan terasa bila menjelajah Kota Tua Padang. Jejak
kejayaan tempo dulu masih bisa temui di sini terlihat berjejer puluhan bangunan
tua dan bekas kantor pemerintahan, perbankan, serta kantor dagang
peninggalan VOC yang ada di sepanjangan Muaro, Batang Arau, Pasa Gadang
(Pasar Hilir), Pasa Mudik, dan Pasa Tanah Kongsi hingga kawasan Pondok.
Banyak hal-hal yang menarik seperti belajar sejarah Kota Padang sembari olahraga dengan ngegoes sepedah, mengenal arsitketur bangunan tempo dulu, mencari spot hunting foto untuk menangkap sudut-sudut eksotisme Kota Padang tempo dulu.
Masjid Muhammadan di Kawasan Kota Tua Padang |
Usai melihat bangunan tua, saatnya istrahat sejenak dan salat Asar terlebih dahulu di Masjid Muhammadan. Menarikanya masjid ini, awalnya terbuat dari kapur, pasir, gula dan putih telur sebagai perekatnya. Sejak awal abad ke-20 diganti dengan semen. Masjid Muhammadan ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat muslim keturunan India di Kota Padang yang berdiri sejak 1843.
Kawasan Kota Tua Padang ini,
tidak hanya banyaknya bangunan peninggalan kolonial saja. Namun, memiliki
keberagaman tradisi budaya multietnik yang berbaur menjadi atraksi yang menawan
salah satunya pertunjukan Barongsai oleh masyarakat Tiongkok atau tradisi
melempar gula yang dilakukan oleh masyarakat muslim keturunan India hingga
beragam kuliner khas, cafe kekinian dan tempat nongkrong favorit kaula muda
Padang.
7. Melihat Senja di Pantai Padang (16.40-18.00 WIB)
Kala senja di Pantai Purus |
Sore pun tiba, saatnya melihat matahari terbenam di Pantai Padang. Senja di Kota Padang itu sangat menawan dan selalu dirindukan. Dari kota tua ke pantai tidaklah jauh. Hanya beberapa menit saja berkendara dengan motor sudah terlihat hamparan air laut yang luas. Pantai Padang merupakan sederet kawasan pesisir yang terbagi dari beberapa pantai. Bagi masyarakat Minangkabau sering menyebutknya tempat ini Taplau (Tapi Lauik).
“Main ke Taplau yuk,” Begitulah kirannya bunyi ajakannya.
Pantai Muaro Padang
Pantai Muaro Padang
Pantai Muaro Padang |
Pantai Purus
Pantai Purus selalu padat dikunjungi wisatawan |
Di sini juga terdapat Danau Cimpago (danau buatan), LPC
(Lapau Panjang Cimpago) kedai baru yang disedaikan oleh pemerintah kota serta
pedestrian yang luas untuk memanjakan pengunjung.
Pantai Muaro Lasak
Bila dilanjutkan lagi akan melewati Pantai Muaro Lasak. Di sana
terdapat taman yang bernama Taman Muaro Lasak dan terdapat Monumen Perdamaian
Merpati. Tempat ini juga cukup ramai dikunjungi, seperti saat di landmark tulisan
Padang di Pantai Purus.
Monumen Merpati Perdamaian di Pantai Muaro Lasak |
Inilah wajah baru dari pantai-pantai yang berada di pusat Kota Padang
ini. Bagaimana pun juga mengabadikan momen di landmark ini bisa
disebut sah telah mengunjungi kota yang dikenal dengan cerita Malin Kundang dan
Siti Nurbaya ini. Kabarnya sunset di Pantai Padang ini tak kalah cantik
dengan yang di Bali loh.
8. Magrib di Masjdi Raya Gantiang
(18.15-19.00 WIB)
Kumandang azan telah tiba.
Langit yang semula biru perlahan merona dan jingga. Saatnya saat Magrib.
Setelah mengunjungi sepanjang Pantai Padang ini dilanjukan perjalanan ke Masjid
Raya Ganting di Jalan Ganting No.10,
Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang.
Kenapa harus ke sini? Karena Masjid Raya Gantiang ini didaulat sebagai
masjid tertua di Kota Padang yang mulai dibangun pada 1805 dengan gaya
arsitektur neoklasik yang proses pengerjaannya melibatkan beragam bangsa
seperti Eropa, Timur Tengah, Tiongkok, dan Minangkabau, sehingga terlihat
berbagai perpaduan arsitekturnya.
Masjid ini menjadi saksi bisu perkembangan agama Islam serta tumbuhnya
berkembangnya Kota Padang tempo dulu yang masih mempertahankan bentuk aslinya.
Terlihat dari lantainya dengan ubin tegel kuno, dinding bagian depan masjid, atapnya dan tentunya saat berkunjung ke
masjid ini akan membuat kita terkagum-kagum. Keren kan?
9. Berburu Kuliner dan Oleh-Oleh di Kota Tua Padang
(19.15-20.30 WIB)
Setelah seharian berkeliling dan mengunjungi sejumlah
destinasi wisata, sudah saatnya berburu kuliner yang lezat dan khas di Kota
Padang. Nah, sejumlah titik di kawasan
Kota Tua Padang ini terdapat pusat kuliner. Di kawasan Jembatan Siti Nurbaya
terdapat jajanan yang menarik untuk dicicipi yaitu jagung bakar dan pisang
bakar keju.
Dekat Kelenteng See Hien Kiong menjadi tempat kongkow
yang sering di padati oleh kaula muda sembari seruput Kopmil yang menjadi
minuman khasnya. Tidak jauh ada Sweet Studio Cafe dan Weekend Cafe. Jika
di jalan Batang Arau yang terkenal Karambia Cafe dan Bat and Arraw dengan
banguan kolonialnya. Dilanjutkan ke Pasar Mudik ada cafe Kota Tua Coffie.
Kemudian beralih ke jalan Niaga terdapat toko yang
menjual oleh-oleh khas Minang, Keripik Balado Christin Hakim. Biar tidak repot
beli oleh-oleh esok harinya, lebih baik sekarang. Banyak oleh-oleh khas
Minangkabau yang dapat dipilih ada keripik balado, galamai dan lainnya.
Ada juga Safari Garden Cafe and Restaurant dan The Kafé
Resto and Lounge yang cukup banyak pengunjungnya dan menjadi tempat nongkrong.
Begitu juga di kawasan Tugu Gempa menjadi salah satu pusat tempat berkumpul
anak muda dan kuliner malam.
Beralih ke jalan Pulau Karam ada kedai es durian yang
cukup tua di Kota Padang dikenal dengan Es Durian Ganti Nan Lamo. Di kawasan
Simpang Kinol juga dapat menjadi pilihan untuk berburu kuliner sebab terdapat
puluhan pedagang kaki lima yang menjual berbagai menu makanan dan minuman.
Ada juga cafe
yang menjadi tempat nongkrong yaitu Martabak Malabar, Bistro and Pool Padang
dan KIOSK Coffe and Tea Shop. Termasuk Ayam Rica-Rica Mas Bagus. Ini menjadi
rekomendasi bila ingin mencicipi kuliner yang enak dan duduk-duduk asik di
kawasan Kota Tua Padang. Banyak bukan? Tenang saja rekomendasi tempat
makan ini dijamin halal.
10. Nongkrong Semalam Suntuk di Monumen
Tugu Gempa (20.45-22.00 WIB)
Sudah kenyang dan beli oleh-oleh? Saatnya mencoba nongkrong di tempat yang hits di Kota Padang yaitu Monumen Tugu Gempa. Dulu tempat ini tidak ada yang melirik, tapi semenjak dibuat monumen ini menjadi pilihan bagi kaula muda untuk menghabiskan malam sembari wisata kuliner ditempat ini. Siang hari tempat ini seakan tidak ada kehidupan, tapi malam tiba akan berubah. Tiap hari saja selalu ramai dikunjungi, apalagi ketika akhir pekan.
Beragam menu makanan dan
minuman hadir ditempat ini ada lontong malam, gorengan, es krim, nasi goreng
dan banyak lainnya. Beragam jenis minuman juga ada. Bisa bingung untuk
memilihnya. Suasana di tempat ini memang penuh dengan anak muda. Selain di
monumen tugu gempa dapat juga duduk di taman Tugu Joang Sumatra. Tugu ini
sangat bersejarah yang merupakan cagar budaya. Jadi bila ke kota padang jangan
lewatkan untuk duduk di Monumen Tugu Gempa.
11. Bermalam di Kota Padang (22.15-06.00 WIB)
Ketika malam semakin larut, saatnya
untuk istirahat. Menyiapkan tenaga untuk esok harinya sehingga dapat
melanjutkan penjelajah ke tempat wisata lainnya yang belum di kunjungi hari ini. Tidak perlu khawatir,
sebagai kota tujuan wisata, Kota Padang
memiliki beragam tempat penginapan yang lokasinya berada di pusat kota. Mulai dari
penginapan biasa saja, motel, hotel bernuansa heritage, hotel moderen dan
kekinian hingga penginapan bernuansa Islami. Tinggal pilih dan reservasi saja.
12. Berburu 'Folk' Pagi di Taman Raya Bung Hatta (07.00-09.00 WIB)
Dari penginapan kita harus
pagi-pagi berangkat agar bisa menikmati suasana kabut pagi di Taman Raya
(Tahura) Bung Hatta. Lokasinya Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan
Kota Padang. Sebelah timur Kota Padang
sekitar 25 km dari pusat kota menuju Kabupaten Solok via sitinjau lauik. Tidak sulit, aksesnya
mudah dan dekat jalan raya.
Tahura ini merupakan cagar
alam yang menjadi bagian
Taman Nasional Kerinci Seblat yang memiliki beragam flora dan fauna
langka (terutama adanya bunga
raksasa Rafflesia arnoldii) yang diresmikan oleh
Mohammad Hatta pada 1955. Memiliki luas keseluruhan hingga 70 ribu hektareberada di kawasan perbukitan. Tentunya suasananya berhawa sejuk dan
serba hijau dikelilingi oleh pepohonan
Selain untuk destinasi wisata keluarga, tahura ini
digunakan sebagai pelestarian plasma nutfah, perlindungan sumber daya alam,
pendidikan dan penelitian. Di sini ada juga tempat penginapanya dan cocok untuk
bermain outbond. Meski tidak banyak dikunjungi tahura ini instagramable sekali untuk berburu folk. Rugi rasanya bila ke Kota
Padang tidak piknik seru di Taman Raya Bung Hatta.
13. Pergi ke Pemandian Alam Lubuk Paraku dengan Kolam Berwarna Biru
(09.15-10.00 WIB)
Dari Tahura Bung Hatta
langsung kita turun menuju kawasan Lubuak Paraku. Tempat ini merupakan
salah satu pemandian alam legendaris yang terletak di Kelurahan Indarung,
Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang. Tidak sulit menjumpainya berada dekat
tepi jalan menuju Kabupaten Solok.
Pemandian ini sangat menarik
untuk dikunjungi di antara pemandian alam lainnya yang ada di Kota Padang,
karena memiliki air yang lubuak (kolam) berwarna biru dengan air yang sangat
jernih, percaya deh ini warna airnya asli tak di edit. Airnya dingin serasa air
es dan tentunya masih asri dengan rimbunan pepohoan yang hijau karena masih
dikawasan hutan lindung dan cagar alam Tahura Bung Hatta.
14. Bermanja-Manja di Pantai dan
Pelabuhan Teluk Bayur (10.45-14.00 WIB)
Panorama Pelabuhan Teluk Bayur (10.45-11.15 WIB)
Dari daerah perbukitan, mari
kita turun ke pesisir pantai. Saatnya bermanja-manja ke arah selatan Kota Padang
menuju kawasan Pelabuhan Teluk Bayur dan jalan lintas Padang-Painan. Di sini
dapat menikmati panorama pelabuhan Teluk Bayur yang telah ada sejak zaman
kolonial pada tahun 1888. Dulu dikenal dengan nama Emmahaven.
Pantai Nirwana (11.30-12.30 WIB)
Kemudian berkunjung sejenak ke
Pantai Nirwana yang menarik sebagai lokasi hunting foto berlokasi di Kecamatan Lubuk Begalung,
Kota Padang. Memiliki tipe pantai
yang landai dengan air jernih, ombak laut yang tidak begitu besar sehingga
permukaan air lautnya relatif tenang. Terdapat barisan pohon kelapa dan
pohon bakau sepanjang pantai ini. Di sini pengunjung dapat bersantai menikmati panorama laut dengan
semua kesibukannya, menyewa perahu untuk berkeliling, dan bisa juga digunakan
sebagai area berkemah.
Pantai Carolina (12 45-13.00 WIB)
Bergerak lagi menuju Pantai
Carolina yang terletak di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang,
Sumatera Barat. Pantai ini hanya berjarak 12 kilometer dari pusat kota Padang. Memiliki
pemandangan alam yang indah, secantik namanya. Dengan pasir pantai yang putih
bersih dan air laut yang biru merupakan suatu perpaduan warna yang sangat
menakjubkan. Pantainya landai, pasirnya lembut, lautnya tenang, sehingga
cocok untuk bermain pasir, berenang, berlayar dengan perahu, naik banana boat,
atau sekadar duduk-duduk.
Pantai Sako (13.15-14.00 WIB)
Terakhir ke Menyepi di
Pantai Sako bisa menjadi pilihan sebagai destinasi yang cukup private yang
berada di teluk dan muara sungai dengan hutan bakaunya menciptakan panorama
alam yang cukup berbeda. Pantai Sako ini terletak di Kecamatan Bungsu Teluk
Kabung. Pantai Sako juga merupakan salah satu objek wisata bahari yang memiliki
bibir pantai terpanjang dari objek wisata lainnya di Kota Padang. Pantai ini
dikelola oleh pribadi dengan tiket masuk Rp.10ribu
untuk dewasa dan Rp.5ribu untuk anak-anak.
15. Mengunjungi Museum Adityawarman dan Mengenal Ranah Minang Lebih Dekat (14.40-16.00 WIB)
Museum Adityawarman menjadi destinasi wisata yang wajib juga dikunjungi bila ke Kota Padang.
16. Melihat Batu Malin Kundang dan Bermain Mobil ATV di Pantai Air Manis (16.20-18.00 WIB)
Museum Adityawarman menjadi destinasi wisata yang wajib juga dikunjungi bila ke Kota Padang.
16. Melihat Batu Malin Kundang dan Bermain Mobil ATV di Pantai Air Manis (16.20-18.00 WIB)
Batu Malin Kundang di Pantai Air Manis |
Akses menuju kawasan wisata Pantai Air Manis dapat dituju dari beberapa
arah, jika ditempuh dengan perjalanan darat yang lokasinya 15 km dari pusat
kota, tepatnya di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. Kira-kira 200 meter pantai dapat berkunjung ke pulau Pisang Ketek. Saat
pasang surut bisa dilalui dengan jalan kaki dan dapat melihat biota laut serta terumbu
karang yang menyembul ke permukaan.
Di sini tersedia gazebo untuk tempat duduk, tolilet dan tempat ibadah sehingga tidak perlu khawatir untuk melaksanakan ibadah salat Asar. Pengunjung juga dapat menikmati kuliner
khas laut, es kelapa muda, melihat penangkaran penyu dan bermain surfing hingga
bermain mobil ATV yang menjadi primadona atau uji nyali dengan ikut naik
paralayang. Wow, seru bukan?
17. Pulang.
Usai sudah pejalanan berlibur selama 48 jam di Kota Padang. Saatnya
pulang ke rumah. Periksa kembali tiket pesawat dan oleh-olehnya jangan sampai
tertinggal. Beragam destinasi dapat dijelajahi, pastinya tidak akan puas karena
sebentar dan tentunya tidak dapat semuanya bisa dijelajahi.
Artinya, lain waktu harus datang kembali untuk dapat mengulangnya. Setidaknya itulah sedikti iteneri yang menggambarkan keberadaan objek wisata di Kota Padang. Semoga menyenangkan.
Artinya, lain waktu harus datang kembali untuk dapat mengulangnya. Setidaknya itulah sedikti iteneri yang menggambarkan keberadaan objek wisata di Kota Padang. Semoga menyenangkan.
***
Kota Padang, bukan sekedar untaian kata, tapi juga melibatkan perasaan. Pesona Kota Padang memang tak lekang waktu. Dari segala kesegala kesederhanaannya, Kota Padang dan seisinya selalu membuat rindu.
Pergilah ke Kota Padang, barang kali kamu akan menemukan tautan hatimu atau terpana oleh keindahan alam dan kelezatan kulinernya. Selamat berlibur. Ayo ke Padang!
Catatan:
Iteneri ini dapat berubah sewaktu-waktu, tergantung dengan kondisi cuaca dan kebutuhan pengunjung terhadap minat destinasi wisata yang ingin dikunjungi. Baiknya menggunakan kendaraan motor agar lebih leluasa untuk menjelajahnya
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment