Goa Batu Kapal mendadak tenar dan ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar Kabupaten Solok Selatan. Keberadaannya menarik perhatian para pelancong, karena rasa penasaran dan menyimpan pesona alam yang menakjubkan. Kabarnya juga berselimut misteri yang menarik untuk ditelusuri. Benarkah?
Perjalanan saya saat berkeliling Kabupaten Solok Selatan telah mengantarkan saya untuk menjelajahi Goa Batu Kapal ini yang terletak di Jorong Ngalau Indah, Nagari Sungai Kunyit Barat, Kecamatan Sangir Balai Janggo.
Keberadaannya tidak jauh dari pemukiman dan memiliki akses jalan yang tidak terlalu sulit, memberikan nilai tersendiri pada Goa Batu Kapal ini. Bicara akses jalan sudah ada jalurnya hingga tempat parkir menuju lokasi. Namun, beberapa titik ada berlobang dan belum diaspal. Dari ibu kota kabupaten, Padang Aro, memakan waktu sekitar 30-45 menit tergantung kendaraan yang digunakan.
Menyerupai Bentuk Kapal dan Cerita Kutukan
Siang itu, langit di Kabupaten Solok Selatan cukup cerah dengan latar warna biru yang bersih dan barisan awan putih berjajaran di atas goa ini. Sesampainya di tempat parkir, kami membayar tiket masuk dulu dengan harga Rp. 3 ribu per pengunjung. Dari sini sudah terlihat ada bongkahan batu besar. Ini merupakan perbukitan batu dan di dalamnya memiliki lorong dan ruangan-ruangan yang besar.
Topografi Kabupaten Solok Selatan itu dikelilingi oleh perbukitan dan berada dekat dengan Gunung Kerinci sehingga berpotensi memiliki banyak goa dan air terjun. Goa Batu Kapal ini salah satu yang unik dan megah di antara goa lainnya yang dimiliki oleh kabupaten yang baru dimekarkan ini.
Kami berjalan melewati hamparan perkebunan sawit yang masih muda hingga sampai ke mulut goa. Dari parkir kendaraan sampai mulut goa hanya tidak sampai 10 menit. Sebelum masuk, ternyata masih menunggu rombongan dari pemerintahan setempat yaitu Bapak Epli Rachmat (Asisten II Bupati), Bapak Basrial Kepala Dinsos Solok Selatan dan Bapak Yanuari Wali Nagari Sungai Kunyit Barat dan jajarannya.
Rombongan
kami, saya bersama teman-teman Blogger Palanta yaitu Bang Emen, Dedet, Bang Bara,
Bang Oji, Titi dan Nanda ditambah Anum Duta Wisata Solok Selatan 2016. Kemudian
Uda Nofris dan Bang Firza yang menjadi 'kepala arak'dalam penjelajahan kali ini.
Dari namanya
saja sudah membuat penasaran, apalagi setelah mengetahuin sejarah dan isi dalam
goanya. Memang penamaan goa ini lantaran menyerupai bentuk dalam kapal yang ada
ruangan-ruangan bertingkat dan luas. Itu jika dilihat dari dalam goa.
Ada cerita yang
beredar di tengah masyarakat, dulunya bukit ini tercipta dari sebuah kapal
terdampar dan kemudian karam. Lambat laun karena proses alam berubah menjadi
batu seperti yang terlihat saat. Ada juga yang menceritakan bila kapal ini dikutuk
dan berubah menjadi batu.
Kisah yang
menarik lainnya, kabarnya goa ini pernah menjadi kandang kerbau, tapi tidak ada
yang pernah tahu kebenaran hal ini. Bila ditelusuri pun tidak ada jejaknya
seperti tapak kaki dan kotoran kerbau yang biasanya berserakan di mana-mana. Namanya
juga mitos yang berkembang, boleh percaya dan tidak. Namun, itulah keunikan
dari Goa Batu Kapal ini.
Secara ilmiah, dari kajian mahasiswa jurusan Geologi UGM yang KKN di Kabupaten Solok Selatan menyebutkan berdasarkan studi literatur secara umum Goa Batu Kapal berumur sekitar 22-33,9 juta tahun yang lalu. Goa Batu Kapal dahulunya adalah laut dangkal, sedangkan batuannya berjenis batu gamping yang dihasilkan dari akumulasi organisme mikrofosil (diberitakan radiotemansejati.com).
Cerita
Yanuari (52) Wali
Nagari Sungai Kunyit Barat, awal mulanya
goa ini ditemukan ketika pembukaan lahan perkebunan karet oleh PTPN VIII
ditahun 1984. Kala itu lahan ini digarap oleh masyarakat dari provinsi Jambi
yang transmigrasi ke daerah ini. Goa ini menjadi destinasi wisata lokal bagi
masyarakat setempat, tapi tidak bertahan lama kemudian ditinggal begitu saja.
Seiring
berjalannya waktu dan melihat potensinya, maka sejak 8 April 2017 lalu masyarakat
setempat pun sepakat untuk membuka kembali goa ini menjadi objek wisata yang
dikelola oleh Pokdarwis Insan Peduli Goa Kapal.
Menyelami Isi Goa Batu Kapal dan Terpesona dengan Keindahannya
Di kawasan goa
ini, tidak hanya ada satu bukit yang memiliki goa, tapi ada empat bukit dengan
keunikan dan karakteristik tersendiri. Goa Batu Kapal atau Ngalau Janggo ini
dikenal untuk goa yang berada di bukit kedua dengan ketinggian mencapai 68
meter.
Goa di bukit
pertama berdekatan dengan Goa Batu Kapal yang memiliki ketinggian 20 meter. Goa
di bukit ketiga dikenal dengan Ngalau Lipek, karena bebeatuan yang ada di bukitnya
berlipat-lipat. Goa di bukit pertama dan keempat ini belum bisa dikunjungi oleh
para wisatawan. Untuk goa yang dibuka sebagai objek wisatanya baru goa di bukit
kedua dan ketiga yang bisa dijelajahi pengunjung.
Sebelum masuk ke dalam goa, saya melihat-lihat dulu isi goa dari depan bersma Titi dan Bang Bara. Kemudan perlahan masuk ke dalam. Terlihat lebih jelas isi dala goa yang luas dan memiliki ruang yang besar. Bau menyengat dari kotoran kelelawar dan suasana yang lembab menjadi hal yang lumrah dijumpai. Goa memang menjadi habitatnya kelelawar dan sejumlah reptil dan serangga lainya. Tentunya harus berhati-hati.
Sebelum masuk ke dalam goa, saya melihat-lihat dulu isi goa dari depan bersma Titi dan Bang Bara. Kemudan perlahan masuk ke dalam. Terlihat lebih jelas isi dala goa yang luas dan memiliki ruang yang besar. Bau menyengat dari kotoran kelelawar dan suasana yang lembab menjadi hal yang lumrah dijumpai. Goa memang menjadi habitatnya kelelawar dan sejumlah reptil dan serangga lainya. Tentunya harus berhati-hati.
“Dari mana
dek?” tanya seorang bapak-bapak pada saya ketika berada dimulut goa.
Saya pun
menjelaskan kedatangan kami ke tempat ini. Kemudian dia mengajak kami bertiga
masuk ke dalam goa dan menujukan beberapat titik di dinding goa yang dapat
dipotret dan ternyata menghasilkan perpaduan warna yang cantik. Secara kasat mata hanya terlihat gelap saja, tapi bila dipotret s emua sudut di goa ini memunculkan warna yang beragam.
Kami bertiga
mencuri start dulu menjelajahi goa ini. Bapak ini merupakan salah satu pemandu
wisata goanya. Dia selalu mengingatkan agar berhati-hati dalam melangkah agar
tidak terpeleset, karena ditempat ini tanahnya lunak dan berlumut.
Goa ini tidak
begitu gelap, karena beberapa sudutnya terdapat ruang terbuka dan sinar matahari
dapat masuk. Sepertinya hal ini yang menyebabkan bila dipotret ruangan dan
sudut-sudut dalam goa ini menjad lebih berwarna, disamping oleh kandungan dari bebatuan dan lumut yang ada didinding goa. Dalam sekali petik bisa saja
muncul warna merah, pink, hijau, kuning, keemasan, orange, coklat dan lainnya.
Saat melihat-lihat
ruangan ini, saya tertuju pada satu titik yang ada cahaya matahari masuk dari
atas goa ini. Kemudian turun menyinari hingga dasar goa ini. Cahaya yang membias ini, menciptakan kesan
yang menakjubkan. Saya pun memanggil Titi dan Bang Bara untuk ikut mendokumentasikan
spot ini. Kami pun silih bergantian berfoto.
Untuk mendapatkan moment ini harus datang tepat tengah hari dan dalam cuaca yang cerah. Setelah sinar mentarinya menghilang, kami pun keluar goa dan berjumpa dengan rombongan lainnya.
Untuk mendapatkan moment ini harus datang tepat tengah hari dan dalam cuaca yang cerah. Setelah sinar mentarinya menghilang, kami pun keluar goa dan berjumpa dengan rombongan lainnya.
Semuanya sudah berkumpul dan saatnya mulai penjelajahan sesungguhnya. Sebelum masuk ke dalam goa, pengunjung akan mendapatkan pengarahan dan berdoa terlebih dahulu untuk menjaga keselamatan. Ternyata rute perjalanannya bukan spot yang sudah saya telusuri pertama tadi.
Kami menaiki beberapa bebatuan, masuk ke lorong yang ukurannya lebih kecil, hingga tiba di ruangan goa yang cukup besar dan keluar goa menyusuri tepian bukit dengan bebatuan yang cukup tajam. Harus berhati-hati.
Di spot ini rombongan berhenti sejenak, karena ada bentuk dari di dinding goa yang menyerupai jantung. Selanjutnya melewati hutan mini dengan pepohonan yang tinggi dan cukup rapat. Melintasi jembatan kayu yang di bawahnya ada aliran air seperti rawa-rawa. Hingga tiba di ruangan goa yang sangat luas dengan ornamen khasnya yang terlihat.
Rombongan pun
istirahat sejenak di sini. ada yang berfoto ada juga yang melihat-lihat dan berimajiasi akan suasana yang ada di dalam goa ini. Saya melihat ornamen di dalam goa ini terkesan memiliki
cerita tersendiri. Masih terjaga dan alami sekali.
Ada yang berbentuk menyerupai bundo kandung, bentuk orang
sedang salat, terlihat di dinding goa menyerupai bentuk aline hingga ada motif
batik. Uniknya ada juga goa yang memiliki ruangan yang luas setara dengan aula
kapasitas 500 orang dan batu yang bisa mengeluarkan musik Talempong.
Berpetualang menyusuri
goa memang memberikan pengalaman yang mengesankan. Pengunjung dapat merasakan sensasi berada di dalam perut bumi, dengan ornamen goa yang indah serta kondisi udara yang dingin, minim cahaya hingga terbatasnya kadar oksigen yang dapat dihirup menjadi tantangan tersendiri. Cocok bagi pencinta wisata petualangan.
Hal-Hal yang perlu diperhatikan bila ke Goa Batu Kapal:
1. Menggunakan pakaian yang santai dan nyaman, karena menjelajah goa itu wisata petualangan bukan untuk berwisata keluarga yang bermanja-manaja.
2. Menggunakan sepatu atau minimal sendal gunung, karena akan melewati jalan dengan tanah yang lunak, lembab dan berlumut sehingga akan licin. Terdapat beberapa titik dengan bebatuan yang tajam untuk mengurangi resiko cidera.
3. Membawa senter atau handphone yang ada lampu senternya, karena masuk ke dalam goa akan minim pencahayaan untuk membantu penerangan jalan.
4. Memanfaatkan jasa pemandu ketika menjelajah tiap bagian goa, karena bila tidak tahu jalan akan tersesat.
5. Membawa air mineral.
6. Tidak boleh melakukan aksi vandalisme pada dinding goa yang dapat merusak keindahan goa.
7. Tidak boleh membuang sampah sembarangan, demi menjaga keaslian lingkungan sekitar goa.
8. Tidak boleh berteriak dalam goa, karena dapat mengganggu kelelawar yang sedang berisitrahat.
***
Goa Batu Kapal ini termasuk goa yang mudah untuk dijelajahi. Karena rutenya tidak sulit, suplay oksigen yang banyak, karena banyak ruang tebuka, dan dapat dilalui oleh semua usia yang dalam kondisi fisik yang sehat. Untuk itu, Goa Batu Kapal ini wajib menjadi daftar kunjungan bila berwisata ke Kabupaten Solok Selatan.
Goa Batu Kapal seakan menjadi destinasi wisata baru, kepopulerannya tidak kalah dengan Kawasan Saribu Rumah Gadang yang menjadi objek wisata primadona di Kabupaten Solok Selatan.
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
Wah seru sekalian kumpul dengan blogger2 sumbar yg kece-kece hehe.
ReplyDeleteGoanya juga menarik, relatif masih terjaga. Semoga tetap seperti itu, dan tak ada tangan2 jail merusaknya
yuk jalan2 ke sumbar mas hehehe
Deleteini goanya baru dijual lagi ke masyarakat umum. Dulu sempat hits dan jadi destinasi lokal era80an.
Gak nyangka ada goa kaya gini di Padang, saya kira hanya di Pacitan.
ReplyDeleteIncluded on my list! :D
hehehhe ia bro dan masih banyak lagi destinasi yang menarik lainnya di sumbar ini. Cuma belom terekspos aja hehehe
Deleteoke bro ditunggu kedatagannya ke Sumbar
Tdi siang baru aja kesana
DeleteLihat cahay ROL-nya mirip dengan foto di gua jomblang
ReplyDeleteIa sekilas sih gitu mas. Dapat rol ini momen2an juga. Soalnya byk yg gk tau tempatnya hehehe
DeleteAjak kesana dong haha..
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu-
Yuk da Bara. Pai malala lagi hehehe
Deletewahhh guanya keren sekali yaa..
ReplyDeletebiasanya kalau masuk gua begini saya suka berlama-lama didalamnya.. sibuk foto2 soalnya. hehehehe
Ia mbak. Goanya mempesona sekali rugi kalo Ke Solok selatan tidak main ke tempat ini hehehe
Deleteterbaik kang
ReplyDeleteMaksih kang udah singgah. Yuk ke Sumatera Barat
DeleteAyo berkunjung ke goa batu kapal.. Saya siap memandu wisatawan yang datang.. Salam dari anak nagari sekitaran goa batu kapal🙏🙏🙏
ReplyDeleteNomor yang bisa di hubungi 082277809787
ReplyDelete