Gizi buruk sangat bisa terjadi pada keluarga generasi milenia, baik yang tinggal di perkotaaan maupun di pedalaman hutan. Jika melihat data pemantauan status gizi tahun 2017, di Sumatra Barat tersendiri sekitar 30,6% jumlah kasus stunting yang terjadi, selisihnya sedikti tinggi dari rata-rata persentase stunting di Indonesia yaitu 29.6%.
Gizi buruk terlihat dari kondisi bobot dan bentuk tubuh anak yang tidak porprosional dibandingkan anak pada umumnya. Sebanyak 1 dari 10 anak balita di Indonesia mengalami gizi buruk. Penyebabnya beragam, tapi yang menjadi faktor pentingnya asupan gizi yang seimbang pada anak. Semua ini bisa terjadi karena pola makan dan pemahaman terhadap tumbuh kembang serta kesehatan anak.
Gizi buruk juga erat kaitannya dengan stunting, bila disederhanakan merupakan anak yang memiliki postur tubuh yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Hal disebabkan kekurangan asupan gizi sejak dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (masa 1000 Hari Pertama Kehidupan), sehingga melambatnya pertumbuhan pada anak. Wow, sebanyak 1 dari 3 anak Balita di Indonesia mengalami Stunting.
Sehat mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, mulai sekarang. Saya sehat, keluarga saya sehat dan negara kuat - drg. Oscar Primadi, MPH Inspektur Jenderal Kemenkes RI
Perkembangan kesehatan pada generasi milenia setelah dewasa pun sangat berpengaruh pada produktivitasnya dan sangat berisiko mengidap penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung kroner, dan stroke. Sebabnya, masalah gizi buruk ini menjadi salah satu prioritas dalam kebijakan pembangunan kesehatan secara nasional.
Kemudian lahir juga Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Program untuk gizi buruk dan stunting sudah menjadi perhatian pemerintah pusat. Programnya sudah ada dan peranannya masing-masing, sehingga nantinya akan terwujud keluarga sehat, Indonesia sejahtera - Ir. Doddy Izwardy, MA Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI
Dampaknya nanti, bagi Generasi Emas Indonesia tahun 2045, disaat bangasa ini dibanjiri oleh generasi muda dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Bisa dibayangkan jika generasi di era digital ini bermasalah pada gizi dan terjangkit penyakit tidak menular. Sungguh menakutkan.
Edukasi dini kepada generasi milenia menjadi hal yang sangat penting, pendekatan berbasis komunitas sebagai salah satu langkahnya. Stunting dan gizi buruk bisa dicegah dengan memastikan kesehatan yang baik dan gizi yang cukup pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dengan memberikan pemahaman yang seragam, pola asuh dan didik hingga pola makan dengan gizi seimbang.
Generasi milenia menjadi harapan bangsa, tidak saja dimanjakan dengan teknologi yang canggih dan kemudahan akses informasi. Namun menjadi tonggal estafet kader gerakan masyarakat hidup sehat. Seperti pepatah, bukannya mecegah itu, lebih baik dari pada mengobati. Sehat sejak dini, keren saat muda dan sukses saat dewasa dengan pola gizi seimbang.
Blogger itu agen of change, menyampaikan informasi dengan apa adanya dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada para audiance-nya - Dr. dr. Tan Shot Yen, M. Hum Praktisi dan Akademisi Gizi
***Artikel ini ditulis dari instisari materi kegiatan Temu Blogger Kesehatan Padang dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Pangeran Beach Hotel Padang pada 22 Maret 2018.
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment