Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan telah resmi menjadi museum pertama yang dimiliki oleh Kota Padang. Tinggalan sejarah di kota ini sangat banyak dan menarik untuk diulik. Namun, nyatanya banyak juga masyarakat yang tak tertarik, bahkan tidak peduli. Bukitnya, masih saja menganggap itu kuno, kudet dan tidak kekinian.
Hmmm, setidaknya cara pandang tersebut harus diubah sedikit demi sedikit. Termasuk dalam hal mengunjungi tempat bersejarah. Museum itu bisa menjadi desitanasi wisata favorit dan penggerak roda ekonomi masyarakat di suatu daerah, misalnya seperti keberadaan museum di kawasan Kota Tua Jakarta.
Beruntung sekali kota ini mulai serius dalam hal menyelamatkan dan menghidupkan kembali nilai historis dan juang yang perlahan akan lenyap termakan zaman. Semua cerita sejarah bisa terekam dalam satu tempat yaitu museum.
Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan ini beralamat Jalan Alang Laweh Koto IV No. 7 RT/RW 19/05, Kelurahan Alang Laweh, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatra Barat.
Terdapat dua pintu masuk untuk sampai ke rumah ini, pertama melalui Jalan Thamrin nantinya terlihat gapura tinggi yang bertuliskan museum ini, sekitar 300 m dari jalan raya berada dibelakang Hotel Grand Zuri Padang. Jalur pertama ini sebagai akses utama, karena jalanya cukup lebar dan bus ukuran sedang bisa masuk. Kedua dari Jalan Kampung Nias V, sekitar 100 m dari jalan raya. Lebih dekat dan hanya untuk motor dan mobil saja.
Perjalanan Panjang Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan
Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan Tahun 2017 (Dok. Heri Yanto Yuranas Google Maps) |
Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan ini telah melewati serangkaian perjalanan hingga bisa bertahan sampai saat ini. Seolah menjadi drama ala-ala film Korea yang panjang dan berseri-seri. Menurut ceritanya, dulu rumah ini tidak bertuan dan terbengkalai begitu saja. Sebelumnya sempat terjual pula hingga akhirnya ambil alih oleh Pemerintah Kota Padang tahun 1997.
Dalam tempo waktu itu tidak ada perubahan dan kabar mengenai rumah ini. Cerita dari tokoh masyarakat setempat, rumah ini pernah menjadi kos untuk mahasiswa. Mereka yang pernah tinggal di rumah ini dikabarkan "menjadi orang semuanya" alias telah sukses. Ada yang menjadi dokter, pengusaha dan lainnya. Seolah ada spirit yang ditularkan dari sosok Bagindo Aziz Chan.
Sebelumnya rumah ini disewa kepada masyarakat sekitar. Kemudian diambil alih oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang. Rumah ini direncanakan akan direvitalisasi dan menjadi museum. Namun, ada drama soal kepemilikan aset rumah ini, sehingga sempat menjadi kendala dan dimulai renovasi oleh oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang pada tahun 2017.
Upaya pelestarian ini untuk menjaga jejak Bagindo Aziz Chan melalui rumah kelahirannya. Renovasi ini dimulai dengan perbaikan dan penataan kembali ruang dan pernak pernik hiasan rumahnya. Terus mempercantik tampilan rumah dengan mengunakan cat, dulu warnanya hijau sekarang biru. Kemudian mengganti pagar dan membuat monumen nama rumah yang bertuliskan Rumah Tempat Kelahiran Bagindo Aziz Chan Walikota ke II yang Gugur Ditembak Belanda pada Tanggal 19 Juli 1947.
Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan Tahun 2017 (Dok. Erdo Evrizo Tama Google Maps) |
Sempat tidak ada kabar, saya pun penasaran dengan kondisi rumah ini. Bersama tim Padang Heritage, saya mengunjungi rumah ini pada tahun 2018. Rumahnya terlihat sekali masih mengkilap dan aroma cat masih menyeruak di dalam ruangan. Kala itu, tidak ada barang-barangnya alias kosong. Rumahnya pun selalu dikunci.
Ceritanya dapat dibaca di sini Mengunjungi Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan, Kosong dan Sepi Tak Bertuan.
Wah, masih ada drama lagi, untuk dijadikan museum diperlukan beberapa persiapan. Mulai menggali sejarahnya, mengumpulkan arsip, dan barang-barang peninggalan Bagindo Aziz Chan semasa hidupnya. Hal ini yang cukup menyulitkan, karena butuh ketelatenan dan keseriusan dalam verifikasi datanya. Semuanya ini bersumber dari keluarga besarnya dan arsip yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Padang.
Akhirnya, serangkaian perjalanan panjang ini telah menghantarkannya menjadi museum. Dengan sederhana dan berkesan, Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan yang diresmikan oleh Sekretaris Daerah Kota Padang, Amasrul bersama Anak Bagindo Aziz Chan Fatiha Aidil Fitrini pada 18 Juli 2019.
Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan resmi dibuka (Koleksi Pribadi 2019) |
Pemotongan pita di Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan (Koleksi Pribadi 2019) |
Saya pun berkesempatan hadir dan menjadi saksi sejarah dalam peresmian museum ini. Alhamdulillah bisa ikut menjadi bagian. Saya dan tim Padang Heritage mendapat undang untuk menyaksikan momen bersejarah ini.
Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan Belum Jadi Cagar Budaya
Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan (Koleksi Pribadi 2018) |
Kota Padang memiliki sejumlah cagar budaya yang telah ditetapkan dalam dalam peraturan walikota tahun 1998 dan Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan ini tidak termasuk di dalam list tersebut. Meskipun banyak pemberitaan dan pejabat terkait yang menyebut rumah ini bangunan cagar budaya, Bukankah itu keliru dan segera harus diluruskan. Hal ini menjadi pemikiran tersendiri bagi saya.
Cagar budaya itu salah satunya berbentuk bangunan. Nah, bangunan tua itu belum tentu cagar budaya seperti Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan ini. Namun jika cagar budaya sudah pasti itu banguan tua.
Setidaknya, pemerintah kota harus segera mendaftarkan Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan ini menjadi cagar budaya. Tentunya syarat dan ketentuannya sesuai dengan Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010. Hal ini sebagai upaya pelestariannya dan untuk memperkuat statusnya sebagai sarana edukasi serta pariwisata. Semoga segera terwujud.
Mengintip Isi Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan
Suasana Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan (Koleksi Pribadi 2019) |
Sebelum diresmikan, saya terlebih dahulu mengintip satu per satu isi Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan. Di dalam rumah ini terdapat beberapa barang asli milik keluarga Bagindo Aziz Chan dan replikanya berupa tempat tidur, lemari, koleksi foto, koleksi catatan Bagindo Aziz Chan hingga meja makan keluarga.
Sekilas bangunan yang memiliki luas sekitar 10 x 20 m ini memiliki bentuk arsitektur khas pesisir pantai yang berbentuk rumah panggung dan sepenuhnya terbuat dari kayu. Untuk bisa masuk ke dalam rumah harus melewati pagar besi terlebih dahulu.
Kamar semasa kecil Bagindo Aziz Chan (Koleksi Pribadi 2019) |
Tempat tidur semasa kecil Bagindo Aziz Chan (Koleksi Pribadi 2019) |
Masih di teras terdapat satu ruangan yang merupakan kamar semasa kecilnya Bagindo Aziz Chan. Ia sekamar bersama orang tuanya dalam satu ruangan. Terdiri dari dua tempat tidur replika, untuknya dan orang tuanya.
Ruang koleksi buku (Koleksi Pribadi 2019) |
Ruang makan keluarga dan ruangan utama (Koleksi Pribadi 2019) |
Masuk ke dalam rumah, terdapat dua bilik yang terbuka. Sebelah kanan merupakan ruang makan keluarga, lengkap dengan meja dan kursinya. Ini replika juga. Dinding sekitar ruang ini ada pajangan foto keluarga dan raji keluarga besar Bagindo Aziz Chan.
Sebelah kiri terdapat satu meja tamu dan lemari yang nantinya akan disedikan buku bacaan dan dokumen Bagindo Aziz Chan kerja sama dengan Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Padang.
Selanjutnya masuk ke ruang utama keluarga yang cukup luas. Terlihat langsung ada dipan dengan alas anyaman daun, biasanya untuk tempat bersantai atau ngalai-ngalai. Jika berdiri ditengah ruangan menoleh ke belakang ada beberapa foto makam dan penghargaan yang disempatkan kepada Bagindo Aziz Chan.
Sudut lain Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan (Koleksi Pribadi 2019) |
Bilik Wak Gaek Bagindo Maraganti (Koleksi Pribadi 2019) |
Ada juga lemari kayu untuk tempat menyimpan makan keluarga. Belum ada perabotnya. Jika melihat ke dinding sebelah kiri terpajang foto kegiatan dan tulisan Bagindo Aziz Chan. Kemudian ke sebelah kanannya ada lemari kayu klasik.
Dari sini bisa juga coba masuk ke bilik Wak Gaek Bagindo Maraganti. Kamarnya cukup luas ada dua tempat tidur yang salah satunya langsung dibawa dari Jakarta. Terlihat ada satu lemari pakaian dan lemari kaca rias. Tersedia juga kamar mandi di dalamnya.
Suasana biliki Wak Gaek Bagindo Maraganti (Koleksi Pribadi 2019) |
Suasana bilik Wak Gaek Bagindo Maraganti (Koleksi Pribadi 2019) |
Keluar dari bilik ini bisa mencoba melihat ke teras belakang rumah. Ada satu bilik tapi ini tidak tahu fungsi apa. Dulu area belakang ini menjadi dapur, tempat mencuci dan mandi. Ada sumur tuanya. Kembali lagi masuk ke dalam rumah. Begitulah suasana dan isi museumnya. Karena baru, masih terdapat space kosong dan seakan belum lengkap.
Berkaca dengan Museum Kelahiran Bung Hatta, setidaknya museum ini harus dilengkapi lagi koleksinya. Semisalnya model pakaian, barang-barang pribadinya yang sering digunakan, visualisasi sejarah hidupnya dalam bentuk video dokumenter.
Tampak belakang Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan (Koleksi Pribadi 2018) |
Kemudian jam operasional dan teknis kunjungannya. Mengingat rumah ini berlantaikan papan jika terlalu banyak orang yang naik bisa-bisa runtuh deh. Terus ketersediaan area parkir dan toilet hingga musalla, meskipun dekat dengan masjid.
Sekarang tinggal bagaimana untuk meramaikan museumnya. Jangan sampai sepi dan tidak diminati oleh pengunjung. Peran pentahelix tidak boleh dilupakan dalam pengembangan museum ini dan harus berkelanjutan. Museum ini menjadi salah satu narasi kota yang menujukan Kota Padang, dululnya sebagai pusat pertahanan, pusat militer, dan kota perjuangan.
Napak Tilas Perjuangan Bagindo Aziz Chan
Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan (Koleksi Pribadi 2018) |
Hadirnya Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas segala perjuangan dan jasanya terhadap bangsa semasa penjajahan Kolonial Hindia Belanda. Artinya museum ini sebagai memoir dan napak tilas perjuangan Bagindo Aziz Chan. Seharusnya itu tergambar dalam setiap museum yang diangkat dari tokoh-tokoh bangsa ini.
Secara tidak langsung sebagai wahana edukasi bagi generasi muda sehingga dapat terus menginspirasi dan berkreasi untuk pembangunan bangsa, terutama Kota Padang. Ayo ke Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz Chan.
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
aku menunggu museumnya isi baru mau kesana, terimakasih informasi Ubay :-)
ReplyDeleteSudah ada isinya. Tinggal berkunjung kesana aja. Kuy hehe
DeletePadaaaaang.....jadi rindu dengan suasana di bukit tinggi....semoga bisa maen kesana lagi dan bisa berkunjung kemuseum Bagindo Aziz Chan
ReplyDeletePadang beda dengan bukittinggi uda. Selalu ada dislokasi hehe
DeleteSaat ke padang lagi bisa singgah ke sini y
Ahh ada tempat baru yg harus masuk list kunjungan klo main ke padang nih
ReplyDeleteBetul sekali uni. Bisa jadi alternatif jika kita suka wisata sejarah
Deleteaku terngiang cerita revolusi fisik saat beliau gak mau tunduk sama belanda
ReplyDeletedan terus memimpin perlawanan hingga titik darah penghabisan
miris emang lihat masyarakat kurang peduli
salut pada mas ubay yang konsisten menulis sejarah macam ini
Terima ksih uda. Sedari awal memang konsen untuk hal ini. Semoga dari hal yang kecil bisa memberi dampak yang besar. Maklum klo belajar sejarah kesannya suka kuno. Padahal seru jika menguliknya.
DeleteIa sosoknya sangat menginspirasi sekali dan berpegang teguh tekatnya kuat demi bangsa
aku suka museum, meski tampak kuno justru itulah nilai lebihnya. sayangnya enggak semua orang suka, malah ada yang bilang museum itu serem
ReplyDeletesama aku juga suka museum uni, selalu saja museum dianggap kuno dan serem tapi padahal bisa jadi media pembelajaran yang baik. Live melihat sejarah selain ke kota tua.
DeleteCuma pengelolaan museum lagi yang harus dijaga dengan baik dan menghilangkan kesan kuno
Siap Ubay :-D
ReplyDeletesiap bg kapan ke padang lagi bang?
Deleterencana akhir bulan uda, mau mudik ke jogja :-)
DeleteOleh oleh jangan lupa da heheh
DeleteAku baru dengar nama Bagindo Aziz Chan ini. Maklum bukan orang Padang. Hehe. Tapi memang sebaiknya peninggalan para pahlawan seperti ini harus dilestarikan. Sayang nih di tempatku nggak banyak bangunan bersejarah yang bisa dikunjungi. Padahal ku suka wisata model-model begini
ReplyDeleteIa harus lebih digiatkan lagi. Setidaknya kalo gk dari kita kepan lagi kan.
DeleteSoal pahlawan memang banyak setidaknya mulai diangkat lagi kisahnya dari daerah kita masing masing
Beruntung pemerintah setempat tanggap ya menjadikan tempat ini semacam museum..Kelihatan jadi terawat dan bisa menarik wisatawan untuk mengenal sejarah di Padang..
ReplyDeleteBetul sekali uni, memang perlu tempat bersejarah ini dikelola dengan baik agar dapat terjaga dan tidak lenyap begitu saja dimakan zaman
DeleteWheeewww, bagus rumahnya.
ReplyDeleteTanpa bermaksud membully pahlawan nih, tapi ternyata bagindo aziz chan lumayan mewah ya kehidupannya bang? Untuk kondisi kayak gitu zaman dulu pasti udah kayak pangeran yaa
Warnanya biruuuu
#SeketikaSuka
Lu mah apa-apa kepengenan ul, kayak emak-emak.
DeleteWkwkwkw aul terlalu begitu da. Haha
DeleteMemang bagus dan rumah ini salah satu tipe rmh gadang khas pesisir pantai aul.
DeleteSelalu suka ke museum! Dan ternyata rumah historis seperti ini sangat menarik buat dikunjungi, ya.
ReplyDeleteMemang betul. Namun bagi yang suka wisata sejarah.
DeleteSatu lagi destinasi sejarah dari Padang yang sangat bernilai. Trmksih infonya mas, semoga suatu saat bisa berkesempatan ke kota ini ,😀👌
ReplyDeleteSama sama uni semoga dapat berkunjung ke sini
DeleteMashAllah~
ReplyDeleteAda saksi bisu sebuah sejarah di bangunan yang menjadi cagar budaya, Museum Rumah Kelahiran Bagindo Aziz.
Aku suka sejarah~
Asal jangan pakai ulangan kayak dulu sekolah, hahaha...
Hehehe tidak banyak yg suka sejarah. Mungkin dulu saat sekolah sebatas teks saja dan minim visualnya s3hingga kurang menjadi perhatian. Coba ada gambar kisahnya pasti byk yg suka sejarah.
Deletemenarik sekali rumah ini. bagindo aziz chan ini putra tunggalkah?
ReplyDeleteIa menarik sekali. Tidak uni
DeleteWahh bagus ulasannya mas. Saya baru tau ada pahlawan dari Padang namanya Bagindo Aziz Chan. Btw, itu jauh gak sih dari kota Padang?
ReplyDeleteIni di kota padang uda hehe
DeleteTerima kasih sudah singgah. Memang soal pahlawan ini kita suka lupa terlebih yang di daerah dan gk masuk kisahnya ke dalam bukun sejarah di sekolah sekolah
Pahlawan di Indonesia itu banyak sekali ya... Baik pahlawan nasional maupun pahlawan daerahnya. Mudah-mudahan dengan hadirnya museum ini dapat menarik generasi muda untuk belajar sejarah..
ReplyDeleteBetul sekali tokoh ini dapat menjadi rolemodel juga bagi generasi zaman now. Terlebih sosoknya dekat dengan kota ini
Delete