Terminal Lintas Andalas sekarang Plaza Andalas Padang |
Padang sebagai kota besar di pesisir pantai barat Sumatra, tentunya akan banyak menyimpan cerita dan jejak sejarah yang terkadang luput oleh masyarakatnya tersendiri. Perkembangan kotanya, bisa dibilang tidak secepat dari kota tetangganya. Tak bisa dipungkiri juga pasca gempa 30 September 2009 memberi dampak yang cukup besar bagi pembangunan kota ini.
Perlahan dan pasti paras kota ini mulai bersolek. Namun, banyak yang tidak mengetahuinya, ternyata ada tempat-tempat yang memiliki kisah tersendiri, sehingga jika mengingatnya akan membuka kenangan yang lama, seolah akan bernostagia kembali ke zaman itu.
1. Stasiun Pulau Air
Stasiun Pulau Air merupakan stasiun dan jalur kereta api pertama di Kota Padang sekaligus di Ranah Minang yang dibangun pemerintah Kolonial Hindia Belanda sekitar akhir abad ke-19. Stasiun ini menjadi sarana transportasi perdagangan primadona dari pedalaman Minangkabau ke Pelabuhan Muaro Padang.
Sayangnya, Stasiun Pulau Air telah berhenti dioperasikan sejak tahun 1983, seiring dengan menurunnya hasil tambang batu bara di Sawahlunto dan berkembangannya transportasi darat kala itu. Stasiun Pulau Air telah diterapkan sebagai salah satu cagar budaya yang jejaknya masih terlihat jelas.
Mulai bulan Juni 2019, stasiun ini akan dihidupkan kembali oleh PT. KAI. Semoga tidak menghilangkan bentuk aslinya, karana stasiun ini menjadi saksi kejayaan Padang sebagai pusat niaga di zaman kolonial. Hayo ada yang pernah naik kereta dari Stasiun Pulau Air?
Mulai bulan Juni 2019, stasiun ini akan dihidupkan kembali oleh PT. KAI. Semoga tidak menghilangkan bentuk aslinya, karana stasiun ini menjadi saksi kejayaan Padang sebagai pusat niaga di zaman kolonial. Hayo ada yang pernah naik kereta dari Stasiun Pulau Air?
Pelabuhan Teluk Bayur yang pada awalnya bernama Emmahaven ini pernah eksis pada masanya. Pelabuhan ini merupakan proyek tiga serangkainya Belanda yang dibangun sekitar tahun 1888-1893. Di awal pendiriannya ini adalah pelabuhan kedua terbesar setelah Pelabuhan Tanjung Priok yang berfungsi sebagai pintu gerbang antar pulau serta pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor serta penumpang dari dan ke Sumatra Barat.
Seiring dengan perkembangan kota, berdampak juga pada penurunan aktivitas transportasi laut, terutama angkutan penumpang. Pelabuhan ini pernah menjadi tempat melepas jemaah haji ke tanah suci. Ada tangisan perpisahan dan harapan berjumpa di pelabuhan ini.
Seiring dengan perkembangan kota, berdampak juga pada penurunan aktivitas transportasi laut, terutama angkutan penumpang. Pelabuhan ini pernah menjadi tempat melepas jemaah haji ke tanah suci. Ada tangisan perpisahan dan harapan berjumpa di pelabuhan ini.
3. Terminal Lintas Andalas
Kota Padang memiliki terminal yang sangat hidup dan berkembang di zamannnya. Terminal ini eksis sejak 1972 hingga 2002, tidak sekadar titik simpul transportasi publik di ibukota Sumatra Barat. Terminal Lintas Andalas juga berfungsi sebagai sudut simpul peraduan rindu, mengantarkan masa depan dan menjemput kenangan.
Sebelum jadi terminal, tempat ini merupakan kuburan orang Belanda. Sekarang terminal ini sudah tidak ada lagi dan menjadi Plaza Andalas sejak tahun 2003. Ada yang punya kenangan di Terminal Lintas Andalas? Yuk ceritakan.
Terminal Goan Hoat meupakan terminal angkutan dalam kota yang memiliki cerita tersendiri. Sudah tak terhitung banyaknya kenangan yang pernah tercipta. Namun, nasibnya sama seperti Terminal Lintas Andalas yang diratakan demi perkembangan kota, katanya. Sebagai gantinya berdiri Sentra Pasar Raya (SPR).
Dampaknya angkutan dalam kota tidak ada lagi terminal sehingga sekitaran air mancur pasar raya selalu saja padat dan menyebabkan kemacetan. Ini menjadi problema tersendiri.
Dampaknya angkutan dalam kota tidak ada lagi terminal sehingga sekitaran air mancur pasar raya selalu saja padat dan menyebabkan kemacetan. Ini menjadi problema tersendiri.
5. Terminal Regional Bingkuang
Tempo itu, Kota Padang berkeinginan untuk membangun terminal baru dengan area yang luas dan fasilitas pendukung yang representatif. Tempat ini diberi nama Terminal Regional Bingkuang yang berlokasi di Aia Pacah.
Pembangunannya dimulai sejak tahun 1993. Secara fisiknya mulai tahun 1995. Terminal ini merupakan tipe A dengan lahan seluas 50 Hektar yang menjadi cikal pengganti Terminal Lintas Andalas dan Terminal Goan Hoat.
Pembangunannya dimulai sejak tahun 1993. Secara fisiknya mulai tahun 1995. Terminal ini merupakan tipe A dengan lahan seluas 50 Hektar yang menjadi cikal pengganti Terminal Lintas Andalas dan Terminal Goan Hoat.
Terminal ini sempat diuji coba pada 19 April 1998, tapi mendapat penolakan dari supir bus AKDP dan AKAP Kota Padang. Hal ini karena lokasinya kurang strategis dan jauh dari pusat kota. Lalu tahun 2002 terminal ini dibuka kembali. Sayangnya, tidak bertahan lama dan memicu munculnya terminal bayangan di beberapa titik kota.
Pasca gempa, terminal ini tidak terurus dan menjadi tempat penumpukan puing bangunan yang rusak akibat gempa bumi. Kini terminal ini menjadi pusat pemerintahan baru Kota Padang. Sebagai titik nolnya Padang.
Pasca gempa, terminal ini tidak terurus dan menjadi tempat penumpukan puing bangunan yang rusak akibat gempa bumi. Kini terminal ini menjadi pusat pemerintahan baru Kota Padang. Sebagai titik nolnya Padang.
Dr. Suryadi dalam rubrik Minang Saisuak Harian Singgalang menuliskan, sebagai sebuah kota, Padang tidak benar-benar memiliki terminal. Bahkan ada anekdot yang berkembang di masyarakat, yakni Padang itu memiliki terminal terpanjang di dunia. Lokasinya sepanjang jalan Hamka.
6. Bioskop di Padang
6. Bioskop di Padang
Padang menjadi kota metropolitian di zamannya. Tidak saja jual beli di pasar yang ramai atau majunya transportasi, dibalik itu ada dunia hiburan yang bisa dinikmati masyarakatnya. Hadirnya bioskop tempo itu menjadi kenangan tersendiri. Meski sederhana dan jauh berbeda dengan bioskop zaman now.
Hampir tiap sudut kota ada bioskopnya. Ada yang masih eksis sejak zaman kolonial dan ada yang sudah menjadi kenang. Sekiranya tersisa yaitu Bioskop Karya. Terakhir saya nonton bioskop klasik ini di Bioskop Raya, waktu itu nonton film Harry Potter 7.
Bandara Tabing didirikan tahun 1967 menjadi sarana pendukung utama transportasi udara pertama di Ranah Minang. Bandara yang melayani penerbangan komersial ini bertahan hingga tahun 2005.
Kemudian mulai tahun 22 Juli 2005 seluruh penerbangan sipil di Sumatra Barat dipindahkan ke Bandara Internasional Minangkabau di Nagari Ketaping, Kabupaten Padang Pariaman. Sekarang Bandara Tabing Padang menjadi Pangkalan Udara Sutan Sjarir bagi TNI AU.
Bagi sebagian masyarakat, menaiki pesawat tempo dulu menjadi hal yang mewah dan momen yang langka. Artinya kalangan tertentu yang biasa menikmatinya.
Sekelumit narasi kota yang diuraikan kembali menjadi penggalan kisah yang menyimpan banyak rasa. Ini tergambar dan menjadi kenangan tersendiri, kemudian semuanya menyatu menjadi ingatan kolektif masyarakatnya.
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
Kayaknya jarang yang mengulas heritage di Sumatera Barat ya bang.
ReplyDeleteMelihat ulasan ini semua, jadi terbayangkan masa lampau memang menjadi tempat yang sudah ramai.
Untuk stasiun kereta api, semoga lekas kembali beroperasi lagi.
Ia memang gk banyak. Semoga dari blog ini bisa mewakilinya. Mengangkat kembali cerita masa lampau
DeleteIa lagi proses. Semoga cepat beroperasi lg
Seumur-umur aku belum pernah menginjakkan kaki ke Sumatra. Huhuhu betapa menyedihkannya hidupku :( Nanti kalo uangku udah cukup, aku mau jalan2 keliling Indonesia ah.
ReplyDeleteSemoga ada kesempatan untuk datang ke Bumi Minang. Ia harus menabung dulu biar bisa keliling indonesia
Deletekapan2 pengen naik kereta api sampai pulau aia... :-)
ReplyDeleteSama aku juga bang. Pengen juga merasakan sensasinya. Jadi bisa menerawang ke zaman kolonial
DeleteDan aku masih belum jadi2 juga main ke bandara tabing
ReplyDeletepadahal dari kecil cita-citanya mau ke situ kwkwkw
Sama bg pun belom pernah. Paling ke gerbangnya aja wkwkwk
DeleteBetul, Padang merupakan salah satu kota yang tidak mempunyai terminal angkutan darat. Sedih juga ya. ..
ReplyDeleteBetul juga bang. Sebagai kota besar di pesisir Barat Sumatra seharusnya ada dan lebih metropolitan
DeleteSampai sekarang belum ada lagi ya terminal di Kota Padang ini. :D
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu
ada, terminal kargo, terminal berangkatan sm terminal kedatangan :D
DeleteBetul bang terminal bayangan dan gk legal bermunculan jadinya hehe
DeleteTapi itu bukan terminal mobil bg wkwkwk
Deletewkwkwkw.... :-D
DeleteKalo ke padang jangan lupa berkabar ya bg
Deleteahhhh jadi ingat kenangan masa kecil pernah naik pesawat di Bandara Tabing Padang
ReplyDeleteWah asiknya. Dapat momen istimewa bisa naik pesawat dizaman itu
Deletewah, seruuu ya, banyak spot di Padang yg OK
ReplyDeleteTeluk bayur itu sampai jadi judul lagu jadul lhoooo
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Ia betul lirik lagunya bikin nostagia ke lagu. Lokasinya juga bikin rindu
DeleteAha Teluk Bayur, langsung keingat lagu fav ortu judulnya Teluk Bayur.
ReplyDeleteBetul sekali lagu lama yang terkenang sepanjang masa
DeleteSemoga bisa kepadang lagi, orang Padang baru sekali kalinya kepadang bahahah
ReplyDeleteAyo ke Padang lagi dan nikmati tiap sudutnya
DeleteTeluk Bayur. Jadi teringat sebuah lagu :)
ReplyDeleteBetul sekali uni. Teluk Bayur ini menjadi lirik dari lagu yang cukup terkenal di Sumbar
DeleteSaya yang familiar cuma teluk bayur. Itu pun karena pernah dengar lagu lama yang diputar di sebuah acara di TVRI. Lagu itu sepertinya pernah hits di jamannya...
ReplyDeleteWah zaman jadul nih lagunya. Lagu nostagia. Teluk bayur salah satu pelabuh tua di pesisir barat pulau sumatra yang memiliki peran tersendiri pada masanya
DeleteSetiap baca yang klasik dan ada unsur masa lalu selalu terbayang dan sering sok ngelamunin, pasti dulu seperti ini seperti itu.
ReplyDeletePadahal gak paham lokasinya namun sok sokan aja tahu.
Aku suka baca yang semacam ini.
tidak apa-apa uni. namanya juga berimajinasi. Memang suasana jadul itu punya kesan menarik tersendiri
Deletepaling familiar sama Teluk Bayur nih soalnya ada dalam lirik lagu. heu. soal terminal, jadi ingat di kotaku juga ada terminal yang dibangun buat jadi terminal induk tapi nggak laku karena lokasinya di luar kota gitu
ReplyDeleteBetul seklai uni, teluk bayur memang cukup terkenal di lirik lagu. Seakan nostagia pula.
DeleteSoal terminal ini hingga saat ini padang belum punya terminal loh hehe
Aku pun punya kenangan dengan kota Padang..Meski udah lama.. masih membekas banget.... Salah satunya kampus Univ.Bung Hatta..
ReplyDeleteWah kita satu almamater nih uni. Salam kenal ya
DeleteDuh bikin tambah pingin ke Padang, kapan ya ?
ReplyDeleteSiap uni ditunggu kedatangannya di Kota Padang. Semoga ada kesempatan dapat bermain ke Padang
DeleteHuaaa Padang menyimpan sejuta cerita ya..jadi makin pengen ke Padang deh..dulu ada beberapa Mbak Kos yang orang Padang..temen kuliah juga ada..
ReplyDeleteArtinya uni harus datang ke kota padang. bisa merasakan suasannya. Padang memilii cerita tersendiri
DeleteBeruntung sudah kenal dengan Padang
ReplyDeleteSaya sendiri bingung kapan bisa ke sana
Mau lihat Jam Gadang dan berpose di depannya
Untuk jam gadang bukan terletak di kota padang tapi masih wilayah di Minangkabau. Kalo ke sini wajib berkunjung ke Jam Gadang
DeleteAku belum pernah ke Padang, baru kota tetangganya aja seperti Pekanbaru, Bukittinggi, dan Payakumbuh. Cantik-cantik kota di Sumatra bagian barat yaa
ReplyDeleteWah rugi loh uni jika belum main ke kota padang. kapan lagi kan bisa jelajah dan rasakan rendang serta nasi padang di kota padang hihihihi
DeleteDuh jadi kepengen jalan jalan susur heritage di Padang nih bang ubay
ReplyDeleteDitunggu ke datangannya y di kota padang. silahkan jelajahi tinggalan heritage di Kota Padang
Deleteberlibur kesana banyak ilmu yang bermanfaat untuk mengenal sejarah.
ReplyDeletePadang salah satu kota di nusantara yang banyak meniliki tinggalan sejarah. Namun, banyak juga yang tidak tahu, setidaknya dengan tulisan ini masyarakat dapat tahu akan sejarah kotanya
DeleteAkupun naaak sangat ke Padang.. indahnyaaa... *betul betul betul #upinipinmode
ReplyDeletePengen ke kelok 9 trus narsis kayaknya bagus yaa
Ditunggu ke datangannya di kota padang y.
DeleteWah klo kelok 9 itu jauh dari padang sekitar 6 jam. Tapi wajib juga berkunjung liat khasanah arsitekturnya dan panorama alamnya yang menawan
Stasiun pulau air ko dima yo da?
ReplyDeleteKlo pulau aia parak laweh ko ndak ado tando2 bakeh stasiun nampaknyo do.
Stasiun pulau air padang pak. Bisa ditelusuri dalam postingan blog saya terdahulu heheh
DeleteHampir 40 thn usiaku. Baru tau kalau terminal itu namanya Goat Hoan. Soalnya dizaman SMA dulu tau nya Petak. Jadi kalau janjian sama teman. Suka bilang, ditunggu di Petak ya... ( terminal Goat Hoan )
ReplyDeleteKota yg tidak memiliki terminal adalah termasuk juga kota padang....dan sangat di sayangkan...padahal kota pelajar dan wisata.
ReplyDelete