Pisang Kapik itulah namanya. Bagi penikmat kuliner pasti akan mencari Pisang Kapik ini saat belusukan ke Pasar Ateh, Kota Bukittinggi. Sembari berlibur di kota yang menjadi tujuan wisata ini, pengunjung pun dapat juga memenjakan lidahnya dengan mencicipi beragam kuliner khasnya.
Pisang Kapik ini menjadi jajanan pasar yang seolah menjadi buah tangan yang mantap disantap saat masih hangat-hangatnya. Lokasinya pun mudah sekali dijumpai. Tidak jauh dari objek wisata Jam Gadang yang kesohor di dunia itu.
Biasanya yang menjualnya adalah para perempuan paruh baya yang dijajaki secara kaki lima dengan tempat yang sederhana berbaur dengan aneka dagangan lainnya seperti keripik atau souvenir. Namun, meski suasananya seperti itu ternyata bisa membuat rindu.
Jajanan ini terbuat dari pisang batu atau pisang gepok. Membuatnya terbilang mudah. Pisang dipanggang di atas bara api hingga berubah warna menjadi kuningan dan sedikit menghitam. Warnanya ini efek dari bara api tadi.
Jajanan ini terbuat dari pisang batu atau pisang gepok. Membuatnya terbilang mudah. Pisang dipanggang di atas bara api hingga berubah warna menjadi kuningan dan sedikit menghitam. Warnanya ini efek dari bara api tadi.
Selanjutnya pisang tersebut dikapik atau dijepit dengan alat khususnya yang terbuat dari kayu sehingga pisang tersebut menjadi gepeng (pipih) dan berbentuk bulat.
Pisang tadi disusun bertumpuk-tumpuk seolah menjadi isian burger. Sebabnya dari proses ini nama kuliner autentik Minangkabau ini disebut Pisang Kapik.
Tidak sampai situ saja, jika ada yang beli, pisang kapik ini akan diberi topping berupa parutan kelapa yang dicampur dengan gula aren (gulo saka). Masyarakat Minangkabau menyebut topping tersebut dengan nama Luo.
Kemudian dibungkus dengan kertas nasi yang sudah diberi alas daun pisang dan siap deh untuk dinikmati. Harganya pun terjangkau sekitar Rp.8000 per porsinya.
Pisang Kapik ini mempunyai citarasa yang unik, ada manis dan legit yang bercampur dengan aroma arang. Terkadang aromanya membuat ngiler.
Jauh lebih nikmat sembari duduk manja ditemani suasana Jam Gadang berpadu dengan sejuknya Kota Bukittinggi.
Hayo ada yang sudah mencoba Pisang Kapik ini?
———————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih
Sebelum membaca ini aku bingung itu campurannya apa. Rasanya pas ini, manis-manis. Dinikmati sambil minum kopi atau teh pas banget, bang
ReplyDeleteTidak ada campuran khusus mas. Memang asik sambil ngopi tapi biasanya jarang orang sambil ngopi atau ngeteh. Di cemip aja gitu sambil duduk2
DeleteAku suka beli pisang kapik di sungai penuh
ReplyDeleteManis2 legit sedikit pahit wkwkwk
djangkidotwordpressdotcom
huhuuu enaak banget ini. kalo di sini namanya sanggara pe'pe'
ReplyDeletePisang kepik ini berarti pisangnya dimakan per lembar gitu ya? Bukan dimakan per tangkap lebar-lebar kayak makan burger?
ReplyDeletePisang Kapik ini pernah lihat di Bukit Tinggi waktu itu nginap di Padang dan jalan ke Bukit Tinggi. Rasanya enak dan manis cocok di santap bareng keluarga saat santai kak.
ReplyDeletenice blog. Ditunggu blog tentang minang selanjutnya
ReplyDeleteKlau di Semarang namanya pisang plenet ya sama di bakar juga trus kadang ditaburin gula halus gitu atasnya...enak...
ReplyDeleteWahh kok kayaknya enak banget ya..
ReplyDeleteBlm pernah aku makan ini..
G ada yg jual disini
Wah enaknya. Di Jogja gakda ginian mas. Hehe... Semoga suatu saat bisa icip2
ReplyDeleteAku dari dulu pengen nyoba ke Padang belum kesamapaian aja..ga ada saudara yang dituju sih jadi ga kuat niatnya hehe...
ReplyDeleteJagoan yaa...kuliner Indonesia itu.
ReplyDeleteMeski sama-sama pisang tapi mengolahnya dengan cara dibakar lalu dijepit dan diberi topping kelapa dan gula aren, jadilah pisang kapik.
Endeeuuss~