Danau Talang menjadi tujuan perjalanan selanjutnya. Sebenarnya setelah dari kebun strawberry di Alahan Panjang tidak ada pilihan lagi untuk mengunjungi destinasi lainnya. Ya, di samping karena memang masih banyak waktunya juga.
Danau Talang ini belum begitu familiar dan keberadaannya ini masih senyap-senyap bak harta karun yang baru ditemukan. Kebetulan saya sendiri pun belum pernah ke Danau Talang. Lagi pula ketimbang main ke Danau Atas atau menikmati Kebun Teh Danau Kembar, saya sudah kesekian kalinya pergi ke sana.
"Abis ini kemana lagi ya? Danau Talang gimana? tanyaku ke Aip.
"Gasss, Danau Talang," sahutnya Aip.
Kala itu saya bersama seorang adik bernama Aip ingin menghabiskan waktu akhir pekan untuk jelajah destinasi wisata di Kabupaten Solok versi daerah dinginnya. Ceritanya ingin mencari suasana yang adem sembari bersantai.
Ada kalanya dari berbagai tempat yang telah disambangi memiliki romansanya tersendiri. Begitu juga Danau Talang ini. Alam dan suasananya sangat ajib dapat membuat happy dan damai. Saya sendiri menyebut Danau Talang ini sebagai The Magical Scenery of Danau Talang.
Danau Talang menjadi primadona bagi kalangan pencinta alam, terutama bagi yang ingin menghabiskan malamnya bersama bintang sembari mendirikan tenda. Danau Talang bisa didaulat sebagai salah satu spot berkemah favorit di Minangkabau.
Semenjak dibuka secara umum tahun 2020 lalu, Danau Talang ini memikat para pengunjung untuk menikmatinya dari atas ketinggian 1500 mdpl. Ketenangan, udaranya sejuk, dan panorama alam yang menawan dengan latar Gunung Talang menjadikan kawasan ini juara untuk self healing.
Danau Talang, Jejak Letusan Gunung Talang
Nama Danau Talang ini sudah jelas diambil dari kata Talang yang berasal dari nama Gunung Talang. Sebenarnya Danau Talang ini merupakan danau vulkanik yang terbentuk akibat letusan Gunung Talang.
Eruspi gunung ini mengakibatkan terbentuknya dua kawah hingga kemudian seiring berjalanannya waktu terbentuklah sebuah danau. Dua kawah tersebut kini bernama Danau Talang dan Danau Kecil.
Dari catatan digital yang dikumpulkan oleh John Seach menuliskan, Gunung Talang ini setidaknya sudah 14 kali erupsi yang dimulai sejak tahun 1833 hingga tahun 2007. Jika laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM tercatat 11 kali erupsi.
Namun, untuk pembentukan Danau Talang ini saya belum menemukan catatan sejarahnya. Kabarnya danau ini terbentuk sudah lama sekali. Jika ada yang mengetahuinya bisa tuliskan pada kolom komentar ya.
Wajah Danau Talang Zaman Kolonial
Tidak ada catatan yang pasti mengenai kedatangan bangsa Belanda ke kawasan Gunung Talang. Kemungkinan karena ekspedisi dan pendokumentasian wilayah Kolonial Hindia Belanda di pedalaman Minangkabau. Bisa juga memang dari catatan kebencanaan eruspi Gunung Talang itu sendiri. Sebabnya, lokasi ini paling terdekat dengan perkebunan Teh di Kabupaten Solok ini.
Beruntung sekali ada satu foto lawas yang memperlihatkan wajah Danau Talang zaman kolonial. Hal ini pun terlihat pada catatan pada fotonya yakni, Deze foto is gemaakt tijdens de Sumatra Expeditie van 1877-1879. Landschappen uit de Padangsche Bovenlanden. Danau Ketté, het kleinste van de Talang-meren, in de Padangse Bovenlanden van Sumatra`s Westkust. Data between 1877 and 1879.
Suasana Danau Talang jadul ini didokumentasikan Daniël David Veth saat mendaki Gunung Talang. Daniël adalah seorang penjelajah dan fotografer Belanda. Foto jadul ini koleksi Tropenmuseum yang merupakan bagian situs publikasi National Museum of World Cultures milik pemerintah Belanda.
Bertandang ke Danau Talang
Danau Talang ini masuk wilayah Nagari Kampung Batu, Kecamatan Danau Kembar, Kabupten Solok, Sumatra Barat. Dari pusat Kota Padang bisa dijangkau sekitar 2 jam berkendaraan atau dari Arosuka ibu kota kabupaten sekitar 30 menit berkendara.
Danau Talang bisa ditempuh dengan berbagai kendaraan pribadi, seperti motor dan mobil. Untuk mobil pariwisata pun bisa, sekalas mini bus. Menuju Danau Talang tidak sulit tinggal mengikuti akses jalan menuju Danau Bawah. Petunjukanya persimpangan Polsek Danau Kembar.
Jalan menuju Danau Talang pun sudah beraspal, jalurnya sangat jelas, dan mudah dijangkau. Selama perjalanan akan disuguhkan pemandangan yang memanjakan mata. Luasnya Danau Bawah terlihat sepanjang mata memandang bersama hamparan ladang masyarakat yang berbaris melintang di tebing danau dan perbukitan.
Rumah penduduk pun tidak begitu rapat. Nampaknya asik juga tinggal dengan nuansa seperti ini. Senang sekali ketika melewati suasana alam seperti ini.
Sayangnya papan nama atau petunjuk arah ke Danau Talang ini belum saya jumpai. Bermodal hanya bertanya kepada penduduk setempat, kami mencoba menyusuri jalan menuju Danau Bawah.
Padahal sudah lima kali bertanya akhirnya sempat juga mengeliling setengah Danau Bawah. Saat bertanya ke penduduk setempat, saya agak terbatas menyerap informasi yang disampikan karena dialek Minangkabaunya berbeda sedikit dengan dialek keseharian saya. Agak roming dikit hehe
"Aip, kayaknya ini bukan jalan ke Danau Talang deh. Kita sudah hampir mengelilingi Danau Bawah nih," ujarku sambil tertawa.
Tidak terpikir sih untuk menggunakan aplikasi peta saat itu. Nyatanya lokasi Danau Talang pun sudah bisa diakses melalui Google Maps. Jadi lebih mudah untuk mengunjunginya, meski kadang keakuratannya harus dicek kembali. Hal ini terkait dengan sinyal internetnya.
Ketika memasuki kawasan Danau Bawah cari saja simpang kantor wali nagari kemudian belok kiri dan ikuti saja jalannya. Dulu, akses menuju Danau Talang ini sulit dijamah oleh masyarakat umum, paling bagi para pendaki Gunung Talang dapat menyaksikan danau ini. Mulai tahun 2020 lalu sudah ada akses jalan hingga menuju tepian Danau Talang ini.
Misteri Danau Talang Menjadi Tanda Tanya
Uyeee! Akhirnya sampai juga di Danau Talang. Sepi dan tidak banyak pengunjungnya. Itulah yang saya rasakan. Matarari sedikit malu menghangati siang itu karena bercampur dengan awan hitam yang terus bergerak menjauh. Kami meletakan kendaraan dekat tanah timbunan letaknya tak jauh dari tepi danau, sepertinya kawasan ini akan menjadi lahan pakir plus ada kedainya juga.
Ada cerita menarik dari Danau Talang ini, di tepian danaunya ini terdapat bebatuan besar yang cukup tersebar. Kabarnya, berasal dari muntahan isi perut Gunung Talang yang keluar saat eruspi.
Ada juga yang menceritakan bebatuan tersebut terbentuk akibat debu erupsi yang telah memadat dan menjadi tanah. Narasi yang beredar ini nampaknya dapat dikaji secara ilmiah. Bagaimana pun cerita ini menjadi misteri Danau Talang tersendiri.
Menikmati Kesunyian Danau Talang
Jika Gunung Talang ada nama samarannya, maka Danau Talang pun memilikinya. Dikenal juga dengan nama Telaga Sunyi. Mengapa? Ya, sangat terasa sekali ambiensnya. Lokasinya yang jauh di atas bukit dan seperti terkurung, itu menjadi sebabnya.
Danau Talang secara umum memiliki luas area sekitar 5 km2 dengan rincian panjang maksimum 1,71 km, lebar 0,94 km, keliling 4,52 km, dan memiliki luas 1,02 km. Kedalaman Danau Talang pun diperkirakan mencapai 90 m.
Danau Talang ini dikeliling oleh perbukitan yang asri. Tidak semua sudut danaunya memiliki tepian. Sekiranya ada dua titik untuk menikmati pesona Danau Talang ini. Pertama di jalur utama masuk danau yang terdapat banyak kedai. Kedua spot untuk berkemah.
Suasananya yang dingin ini bisa jadi pilihan untuk melepas penat. Duduk santai di tepian danau memandang puncak Gunung Talang yang memukau. Sesekali asap mengepul dari puncak kawahnya.
Ditemani teh atau kopi hangat ajib juga. Sekilas Danau Talang ini memiliki warna air kehijauan dan sangat jernih sekali. Jika beruntung kabarnya bisa terlihat jelas dasarnya.
Selain bersantai, ada beragam aktivitas yang dapat dinikmati di Danau Talang ini. Berkemah menjadi pilihan yang paling banyak dilakukan di sini. Tepian danau menjadi spot favoritnya.
Bagi yang hobi fotografi dapat jangan lupa mengabadikan momen. Tiap sudutnya sangat mempesona dan mengagumkan. Kadang cuaca sangat cerah, kemudian berubah menjadi mendung hingga akhirnya kabut turun menyelibuti seluruh permukaan air danau.
Momen berkabut ini yang sangat saya nantikan, tidak tahu kenapa kalau melihat suasana berkabut atau selepas hujan turun itu bikin tenang dan pemandangannya pasti keren sekali.
Sepertinya di sini ada jasa untuk berkeliling danau dengan kapal. Bisa juga mencoba menaiki sampan atau biduak yang digunakan sebagai transportasi oleh masyarakat sekitar untuk mengangkut kayu atau tangkapan ikan.
Ada yang bilang, jika suatu tempat itu biasa saja akan menjadi istimewa bila mengunjunginya bersama orang yang terbaik, maka akan menciptakan suasana yang berbeda. Sepertinya begitu adanya.
Sedari siang hingga petang kami menikmati Danau Talang ini. Saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengabadikan gambar dan merenung.
Sedangkan Aip ini bisa-bisanya nih menyempatkan untuk tidur. Tidak lupa juga dia ini hobi makan dan ngemil. Saya pun jadi ikut ketularan untuk mencoba hangatnya kopi dan mi rebus. Meskipun dalam sekejab bisa langsung dingin jika tidak cepat dimakan.
Perputaran waktu memang begitu cepatnya. Tidak terasa sudah sore saja. Kami sengaja mengulur waktu agar dapat menikmati suasana senja di Danau Talang ini.
Senja di Danau Talang Mengagumkan
Sepanjang waktu berada di Danau Talang nampaknya akan seru menikmatinya sambil camping Danau Talang. Namun, saya akan balik lagi ke Danau Talang ini bukan sekedar duduk santai saja tapi akan bermalam dengan menggunakan tenda. Saya perhatian suasana Danau Talang ini sekilas mirip Ranu Kumbolo. Walaupun halu, bolehlah wkwkw
Keindahan Danau Talang ini dapat kiranya dapat dijaga senatural mungkin, mengingat tingkat kunjunganya lumayan tinggi berkemah. Sampah dan toilet menjadi problema tersendiri. Setidaknya dapat minimalisir.
Dalam pengembangannya, agaknya tepian danau ini dapat dijaga seasli mungkin. Jangan sampai nantinya ada kerambah ikan, bangunan atau pernak pernik lainnya yang dapat mengurangi keindahan danau.
Begitu juga bangunan disekelilingnya dapat ditata sedemikian rupa sehingga selaras dengan kondisi danau yang menawan. Begitu kiranya dalam pikiran saya. Sedikit curhat jadinya hehe
"Ayok, pulang lagi mau gelap," teriak Aip hingga saya tersadar dalam lamunan.
Ada keajaiban dari Danau Talang yang begitu memikat. Suasana alamnya yang syahdu mengundang siapa saja untuk datang dan berpetualang. Inilah The Magical Scenery of Danau Talang!
———————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan dan foto ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
Gila sih The Magical Scenery of Danau Talang benar2 ada.. Bagus banget danaunya, asri, adem, sejuk, duh bayangin anginnya sepoi.. Meski 5 kali nanya warga nggak putus asa yak buat sampai di Danau ini.. Kl ada kesempatan main ke padang mesti mlipir ke Danau Talang sekalian nyicip kopi dan mi rebusnya
ReplyDeleteKeren banget tempatnya yah bang, estetik gimana gitu, saya sih bru tau nih danau talalang
ReplyDeleteSemoga dengan dibukanya Danau Talang untuk publik sejak tahun 2020 bisa selaras dengan perawatannya sehingga nggak ada nantinya sampah berceceran atau hal-hal lainnya yang bisa mengurangi keindahan panorama alamnya.
ReplyDeleteFoto-fotonya bagus-bagus uda..
ReplyDeleteSaya suka foto sunsetnya...
Trus foto yang lagi duduk di sampan, backgroundnya berkabut, wahhh terasa misterius dan seperti ada mistis-mistisnya
wah iya bagus. sudahlah pemandangan bagus, ditambah skill foto yg bagus makin cakep 👍 tapi apakah di daerah danau ini ada tersedia penginapan gitu kak? mengingat tdk semua kan suka berkemah xD
ReplyDeleteMupeng bgt liat foto-fotonya.. panorama danau yg tenang gitu selalu saya suka. Thx sharing ceritanya kak, jd tau klo di Solok ada danau indah ini
ReplyDeletePerjalanannya worth it banget sama pemandangannya ya kak, indah banget pemandangan sore dan juga pagi. Ini termasuk baru juga ya dibuka tahun 2020, masih indah namun aksesnya sebenarnya mudah juga. Ya Allah, aku ngeliatnya pleasing banget lho foto-fotonya, jadi kangen hiking hahaha. Thank you anyway kak, ini bisa dimauskin ke dalam salah satu wish list.
ReplyDeleteTerus yang namanya Telaga Sunyi, ngingetin mirip2 sama wisata air terjun yang ada di sini (Purwokerto) wkwk
Duuuh aku mah suka banget sama suasana yang sepi begini kayak danau talang atau telaga sunyi.
ReplyDeleteSungguh, kalo dekat sudah kujajal nih kak.
Asyik banget refreshing di tempat sunyi begini.
MasyaAllaah keren banget danaunya. Sambil baca sambil lihatin fotonya ngga berenti menyebut nama Allah saking indahnya. Mudah2an bisa kesanaaaa
ReplyDeleteCantik sekali senjanya Mas. Kayanya emang seru kalau camp di danau talang.
ReplyDeletePas banget kalau julukan The Magical Scenery disematkan pada Danau Talang
ReplyDeleteTenang, alami pas buat menyendiri. Sambil camping di tepiannya...Wah, sungguh bahagia!
Setuju semoga nanti ga berhias keramba yang serampangan masangnya, warung dan pengunjung yang ngasal buang sampahnya, tetap terjaga keasliannya
Wah bagus banget ya viewnya jadi mupeng pengen ngebolang lagi ..btw Danau Talang ini terlihat masih asri ya seru nih kalau camping dekat danau Talang
ReplyDeleteSampan-sampan bersandar di tepi danau Talang ini mengingatkan saya pada Danau Kalangan di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, mirip sekali. Trus zaman kolonial foto Danau Talang ini seperti menyimpan misteri ya. Nice share, Da. Postingan yg menarik.
ReplyDeleteMenikmati pemandangannya sungguh buat hati merasa damai ya. Berkeinginan mengunjunginya juga ih,padahal saya kelahiran Sumatera Barat tapi belum nyampe ke danau talang. Jalan kesana pun uda beraspal bagus ya,cocok lah pelancong main kesana nih.
ReplyDeletegoodness cantik banget jadi pengen ke sana, kangen banget sama liburna lihat biru-biru cantik begini
ReplyDeleteWOAHHH what a beautiful view! kalo ke SumBar pengen banget mampir ah :D
ReplyDeleteAsri banget kaya masih belom terekspos publik ya kak semoga warganya pinter jaga biar tetap elok
ReplyDeleteWah kayaknya tenang dan damai sekali di danau Talang ini ya. Tempat yang pas unting berkontemplasi.
ReplyDeleteSepertinya kalau danau begini untuk mendapatkan suasana magisnya emang harus nenda dan melihatnya saat pagi pasti airnya tenang sekali dan kalau ditambah kabut datang.. beeuhh... gak tergambar rasanya..
ReplyDelete