Memorabilia Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, Museum Mini Perbankan di Minangkabau Pertama
Eksistensi Bank Indonesia Muaro Padang yang dulunya bernama De Javasche Bank Agentschap Padang ini sangat mengagumkan sekali. Betapa tidaknya, DJB Agentschap Padang menjadi saksi dimana Sumatra Barat tempo dulu adalah daerah yang penting. Perputaran ekonomi yang pesat diiringi dengan aktivitas perinagaan yang melejet menjadikan kawasan Muaro Padang tumbuh menjadi sebuah kota di pesisir Pantai Barat Sumatra.
Kesempatan mengunjungi Bank Indonesia Muaro Padang ini memang terbilang langka. Sebabnya aktivitas di gedung tersebut tidak banyak lagi semenjak dipindahkan ke gedung baru yang lebih luas dan megah lagi.
Bank Indonesia Muaro Padang Saksi Memori Kolektif Padang
Saya sendiri pun sudah pernah menjelajahi bangunan Bank Indonesia Muaro Padang ini pada 16 September 2017 lalu ketika kami dari Komunitas Padang Heritage berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat bersama Generasi Baru Indonesia (GenBI) Sumatera Barat membuat kegiatan Bedah Buku Dari Zaman ke Zaman De Javache Bank Cikal Bakal Bank Indonesia.
Alhmdulillah, kali ini momen berharga kembali saya nikmati untuk explore bangunan Bank Indonesia Muaro Padang ketika aktivasi bangunan untuk Memorabilia Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat di Jalan Batang Arau No. 60 Kelurahan Berok Nipah, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang.
Kegiatan ini sebagai rangkaian pembuka atau pra untuk peningkatan manfaat Gedung Heritage Bank Indonesia guna mendukung publikasi kebijakan Bank Indonesia sebagai sarana edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan Bani Indonesia Provinsi Sumatera Barat Bapak Endang Kurnia Saputra pada pada 24 Februari 2024.
Perjalanan Bank Indonesia Muaro Padang memang cukup panjang telah melewati banyak rangkaian peristiwa sejarah penting dan menjadi memori kolektif masyarakat Kota Padang. Bank Indonesia Muaro Padang adalah cabang ketiga setelah Surabaya dan Semarang. Kerennya pertama di luar jawa. Tidah hanya itu, selain Padang, De Javasche Bank ini juga tersebar di 12 kota penting Indonesia lainnya pada zaman kolonial Hindia Belanda.
Untuk melihat lebih jauh perjalaan Bank Indonesia Muaro Padang dapat baca Mengintip De Javasche Bank (Bank Indonesia) Muaro Padang dari Zaman ke Zaman
(Jangan) Melupakan Monumen de Grave
Kantoor van de Javasche Bank en het monument voor W.H. de Greve tahun 1931 (NMVW) |
Jika melihat hasil repro dokumentasi KILTV, Nationaal Museum van Wereldculturen dan lembaga lainnya akan terlihat begitu anggun dan menawan gedung De Javasche Bank Agentschap Padang di pusat pemerintahan Sumatra Westkust.
Hal lainnya yang tidak boleh dilewatkan adalah keberadaaan taman dan Monumen de Grave yang ikonik. Dari berbagai literatur, menceritakan monumen ini sebagai bentuk penghargaan untuk peneliti Ir. Willem Hendrik de Greve yang telah menemukan kandungan batubara di Ombilin Sawahlunto. Pemerintah Hindia Belanda kemudian mendirikan monumen ini pada tahun 1931.
Berkat penemuan besar geolog kebangsaan Belanda ini memberikan dampak yang luar bisa bagi Sumatra Barat diakhir abad ke-19. Pembangunan infrastruktur menggeliat dan sangat masif, mulai darn pembukaan ases jalan, pembangunan jalur kereta api dan stasiun, jembatan, pelabuhan Emmahaven hingga pabrik Semen Indarung (Sekarang PT. Semen Padang).
Kawasan ini menjadi point inters bagi para pelancong tempo dulu yang datang ke Kota Padang karena akativitas perkeretaapaian, perniagaan, pemerintahan dan militer saling terkait dalam satu kesatuan yang menjadikan Padang sebagai kota metropolitan pada zamannya.
Mengintip Memorabilia Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat
Gedung Bank Indonesia Muaro Padang ini merupakan gedung keduanya yang mulanya masih menempati kantor pemerintahan Sumatra Westkust. Sayangnya jejak bangunan pertamanya ini sudah tidak ada lagi. Jika ditelusuri lagi mungki tapaknya masih ada. Memang Gempa 30 September 2009 lalu sepertinya yang menyebabkan bangunan tersebut hilang.
Usai sambutan dan pemotongan pita secara simbolis, maka secara tidak langsung Memorabilia Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat sudah bisa diakses oleh masyarakat dan menjadi museum mininya Bank Indonesia di Padang. Namun, akan ada ketentuannya untuk bisa melihat langsung dan mendapatkan informasi mengengai sejarah kebanksentralan di Kota Padang, khususnya. Untuk pembukaan secara resminya akan segara diluncurkan dalam beberapa waktu yang tidak lama lagi.
Mentari pagi, terpancar menerpa sudut bangunan Bank Indonesia Muaro. Bangunan yang sepenuhnya bergaya kolonial ini masih kokoh berdiri di antara kilauan Jembatan Siti Nurbaya dan pesona sungai Batang Arau yang melegenda. Bank Indonesia Muaro Padang menjadi sederet bangunan bersejarah yang penting yang masih terjaga keberadaaanya di tapak sejarah Kota Padang ini.
Saya masuk lewat pintu samping jembatan Siti Nurbaya, menyusuri bagian samping bangunan karena akses pintu masuknya lewat jalur ini. Untuk bisa menejelajah lebih jauh ada dua pintu utama, di depan dan belakang. Momen ini masuk lewat pintu utama. Beberapa anak tangga akan dilalui. Sepanjang itu akan terlihat kaca-kaca patri yang indah menghiasi jendela bangunan. Saya sangat suka sekali jika bangunan tua itu ada kaca patrinya, sangat elegan dan mewah.
Secara kasat mata bangunan ini memiliki banyak lantai. Namun, nyatanya hanya ada 2 lantai. Sekilas tidak ada perubahan yang cukup berarti dari tata ruang di dalam lantai 1 ini. Sekarang ada tambahan papan infomrasi, koleksi uang dan alat-alat penunjang perbangkan. Untuk lantai dasarnya, sekarang sudah terang dan sedikit panas dan pengap. Maklum saja karena berada di ruangan yang terbatas ventilasi udaranya dengan dinding yang tebal.
Selama ini, saya dan teman-teman Komunitas Padang Heritage hanya memperkenalkan bangunan ini dari luar saja saat kegiatan Padang Heritage Walk. Dengan digunakannya De Javasche Bank Agentschap Padang ini sebagai Memorabilia Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat ini menjadi langkah aktivasi kawasan dan pelestarian terhadap peninggalan cagar budaya di Kota Padang.
Insyaallah, Komunitas Padang Heritage akan menyelenggarkan Padang Heritage Walk edisi Explore De Javasche Bank Agentschap Padang. So, tunggu informasinya di akun Instagram @padangheritage
————————————————————————————————————————————————————
©Hak Cipta Bayu Haryanto. Jika mengkopi-paste tulisan ini di situs, milis, dan situs jaringan sosial harap tampilkan sumber dan link aslinya secara utuh. Terima kasih.
Komunitas Padang heritage ternyata aktif banget ya bang. Wajib ditiru ini.. btw Bank Indonesia di tiap daerah tetap ada sentuhan "Belanda" ya bang. Di Medan pun sama. Bangunannya langsung kentara peninggalan Belanda.
ReplyDeleteTapi hanya di ibukota provinsi aja yang gedungnya gedung Belanda lama.
DeleteKalo kota besar kedua di suatu provinsi, biasanya bangunan baru. Tapi, sentuhan Eropanya tetap ada, mungkin supaya seragam kali ya sama di kota-kota lain.
Vintage dan klasik sekali ini bangunannya. BNI jadi sangat menarik dan unik dikunjungi kalau menggunakan arsitektur Belanja yang terkenal kokoh dan lebih melestarikan sejarah.
ReplyDeleteKeren dan seru ya Komunitas Padang Heritage ini. Bisa menjelajahi tempat yang menarik dan menggali lebih dalam tentang suatu tempat jadi bagian yang menyenangkan apalagi yang punya sejarah panjang.
ReplyDelete